TIDORE MALUT Ketua Presidium Forum Pers Independent Indonesia (FPII) Dra.Kasihhati didampingi Pengawas Dewan Pers Independen (DPI) Lilik Adi Gunawan bersama jajaran Ketua Setwil FPII Maluku Utara Junaedi Abdul Rasyid beserta Penasehat FPII Maluku Utara Jaffar Sadik,M.Si berkunjung ke Kedaton Kesultanan Tidore Kepulauan, Senin (11/12/2023).
Silaturahmi Presidium FPII dan Presidium DPI tersebut disambut hangat perangkat
Ngira Ngare Kesultanan Tidore Abdurrahman.
“Sultan Tidore, Husain Sjah, sedang berada di Jakarta menjalankan fungsi tugasnya sebagai DPD-RI Maluku Utara kami perangkat Kesultanan yang langsung menerima kunjungan Presidium FPII dan DPI pada hari ini.” kata Abdurahman Perangkat Kesultanan Tidore.
Kasihhati menyampaikan maksud dan tujuan pihaknya bertandang ke Kedaton Kesultanan Tidore bersama jajaran Presidium DPI dan Setwil FPII Maluku Utara.
“Kami merasa takjub dan gembira bisa hadir di Kota Tidore Kepulauan. Selain itu, ia memuji keindahan Kedaton Kesultanan Tidore karena terdapat banyak inspirasi-inspirasi dari leluhur.” ujar Lilik Adi Gunawan.
“Terima kasih saya ucapkan kepada perangkat Kesultanan Tidore, semalam saya ziarah ke Makam Sultan Nuku tepat pukul 00.00 WIT, dan hari ini diterima secara hangat di Kedaton Tidore.” kata Raden Tumenggung Adi Gunawan Sastrodipuro yang mendapatkan gelar dari Lembaga Dewan Adat Kraton Surakarta Hadiningrat.
“Tentu perjuangan-perjuangan para leluhur rakyat Maluku menjadi dasar sehingga Sultan Nuku sangat layak menerima gelar Pahlawan Nasional karena perjuangannya melawan penjajah.” jelas Kasihhati.
Orang nomor satu di FPII berharap, pihaknya bisa berkolaborasi dengan Kesultanan Tidore, sehingga mampu menjadi bagian dari upaya-upaya dalam memperjuangkan tanah leluhur.
“Ada pengalaman-pengalaman masa lalu untuk menguasai Papua dan Papua Barat. Salah satunya harus ada izin dari sini (Tidore).” tegas Kasihhati.
Kasihhati menuturkan, kesamaan-kesamaan seperti ini yang memang harus dirintis kembali terkait kejayaan masa lalu, terutama Kesultanan yang sedemikian luas menguasai lintas negara. Karena itu, sejarah tersebut perlu diingat oleh anak bangsa. Dengan begitu, akan mampu mempertahankan kedaulatan setiap jengkal tanah dan lautan yang ada.
“Jika kita tidak memahami ini dengan baik, maka dengan mudah akan melepas pulau demi pulau seolah-olah tidak ada hubungan atau kaitannya dengan masa lalu kita. Kalau kita melihat dari dulu kenapa penjajah-penjajah juga senang kemari, karena memang di sini luar biasa peradaban rempah-rempahnya,”ujar Kasihhati.
“Allah menakdirkan kekayaan dan kelimpahan sumber daya alam yang luar biasa kepada Indonesia bagian timur. Dari Papua dengan kekayaan tembaga, emas, nikel dan digali atau ditambang. Begitu pula di Halmahera dengan kekayaan sumber daya mineralnya.”Imbuh Srikandi Pers Nusantara.
“Tentu SDA ini memang disiapkan untuk anak-anak negeri ini. Tinggal tugas kita adalah menjaga kekayaan alam ini untuk diolah, sehingga kita bisa mensejahterakan anak-anak bangsa dan ini menjadi tugas kita semua,” ujarnya.
“Mudah-mudahan ini bagian dari upaya kita menjadi estafet dari leluhur-leluhur kita, terutama para Sultan yang berjuang sesuai dengan keislamannya yang kokoh.” pungkasnya. (Tim/Red)
Sumber: Presidium FPII