Pemerintah Kabupaten Brebes tengah gencar melakukan upaya pencegahan stunting, remaja kini dilibatkan perannya melalui berbagai media khususnya media sosial. Mereka mengikuti Workshop Pembuatan Media Kampanye Pencegahan Stunting untuk Remaja, di Aula Pepusda Brebes, Selasa (5/3/2024).
“Adek-adek terpilih ini, nanti akan dibekali materi kaitannya dengan stunting, ini sudah ada pemateri dari Dinas Kesehatan dan DP3KB, apa itu stunting dan bagaimana cara pencegahannya,” ucap Sekda Brebes Ir Djoko Gunawan MT saat membuka workshop.
Terkait medianya, kata Djoko Gunawan, nanti bisa dipandu dari Dinkominfotik, diajari bagaimana cara membuat media kampanye, terutama membuat konten video edukasi. Setelah lepas workshop ini, bisa disebarluaskan kepada komunitas masing-masing melalui media sosial.
Djoko Gunawan menyampaikan, dampak stunting akan sampai ke generasi berikutnya. Stunting Brebes masih tinggi, sebagai masyarakat tentu malu, remaja harus bisa berkontribusi dan bergerak agar Brebes tidak tertinggal terus.
“Angka stunting dari pantauan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) angkanya 29,1 persen, alhamdulillah kemarin hasil kerja sama seluruh pihak dalam setahun turun cukup banyak sekitar 21 persen, tugas berikutnya di tahun 2024 ini kita akan menekan lagi hingga 14 persen,” terangnya.
Lanjut Djoko Gunawan, stunting bisa dilihat dari pemenuhan gizi ibu hamil, kuncinya adalah 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Usia pasangan pernikahan pun perlu diperhatikan, mengingat masih ada masyarakat yang belum tahu usia minimal pernikahan.
“Adek tahu ndak dari usia pasangan pernikahan, di sekitar kita masih ada pasangan usianya belum siap menikah, ada 15 tahun 16 tahun, ini perlu adek sampaikan, kalau menikah di usia segitu usia kandungan belum siap, sedangkan di undang-undang pemerintah minimal 19 tahun,” terangnya.
Kemudian, kata Djoko Gunawan, dalam usia kehamilan selama sembilan bulan juga perlu rajin pemeriksaan, baik bulanan atau triwulan dan sebagainya, agar menyakinkan bahwa pertumbuhan janin di rahim ibu berkembang dengan baik. Selain itu, dua tahun ke depan gizi anak pun harus diperhatikan jangan sampai nanti terjadi stunting.
“Silahkan adek-adek bertanya kepada narasumber kalau kurang jelas, kalian bisa menjadi agen perubahan, harapannya angka stunting bisa ditekan dengan maksimal, dan sepuluh atau dua puluh tahun ke depan lahir generasi-generasi hebat dari Kabupaten Brebes,” pungkasnya.
Perwakilan Tanoto Foundation Agus Purwanto menyampaikan, tahun ketiga Tanoto Foundation bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes. Workshop ini bagian program Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), jadi pengayaan KIE ini sumbangsih remaja di Brebes.
“Pada tahun ini kita mengadakan workshop, kita sengaja menyasar ke temen-temen remaja, kalau sudah sampai disebarkan ke remaja, kita bisa memutus mata rantai stunting,” ucapnya.
Agus mengatakan, walaupun Tanoto Foundation lebih floating di Desa Negla dan Kluwut. Sekarang ini lebih didorong untuk kampanye remaja. Harapannya remaja bisa mendapatkan peran lebih, lebih bermanfaat, lebih suport kepada kegiatan pencegahan stunting.
Workshop diikuti 50 peserta dari Desa Negla dan Kluwut, OSIS SMA/MA, mahasiswa serta organisasi pemuda.
Fauzi