Pontianak TargetNews.id Peristiwa keributan disertai perkelahian yang terjadi di Jalan Petani Kota Baru, Pontianak, belum lama ini mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat setempat.
Keributan di Jalan Petani Kota Baru Pontianak Berujung Perkelahian, Polisi Amankan Pelaku
Namun, Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Antonius Trias Kuncorojati, tidak merespons pertanyaan wartawan saat dihubungi melalui WhatsApp pada Rabu (24/7/24).
Sampai sejauh ini, informasi mengenai jumlah pelaku yang telah diamankan dan penyebab kejadian belum diperoleh oleh wartawan.
Namun, Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Adhe Hariadi SIK MH, langsung memberikan konfirmasi terkait kejadian tersebut. “Pelaku sudah diamankan semua, nanti silakan hubungi Kasat Reskrim karena kronologinya panjang,” ungkap Adhe.
H. Fauzie, tokoh masyarakat Madura, menyatakan bahwa peristiwa di Jalan Petani adalah murni persoalan tindak pidana atau kriminal murni.
“Hal itu merupakan tanggung jawab hukum secara pribadi atau perorangan, dan bukan atas nama kelompok, agama, atau etnis. Saya atas nama pribadi atau sesepuh berharap agar persoalan itu diserahkan kepada pihak kepolisian yang saat ini sedang melakukan proses penyelidikan”, ujar Fauzie.
Alhamdulillah, orang-orang yang terlibat atau tersangka telah diamankan oleh pihak kepolisian. Kami mendapat informasi bahwa saat ini sudah lima orang yang telah diamankan polisi.,ungkapnya.
Semua pihak agar bisa menahan diri guna menjaga kondusifitas kota Pontianak khususnya dan Kalbar umumnya. Jangan sampai karena hal ini merusak hubungan silaturahmi dan persaudaraan kita,” tambahnya.
” Apalagi ini menjelang Pilkada, tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menjaga keamanan dan kenyamanan kota Pontianak. Semua pihak agar tidak terprovokasi dengan adanya peristiwa tersebut”, ungkapnya.
” Kepada masyarakat yang ingin mengetahui peristiwa ini, sebaiknya meminta informasi langsung kepada pihak kepolisian Polresta Kota Pontianak, karena polisi sudah tahu kronologi kejadiannya. Sehingga kita tidak terjebak dengan isu-isu yang membahayakan kesatuan dan persatuan kita,” jelas H. Fauzie.
Sekjen Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Drs. Yakobus Kumis MH, juga memberikan tanggapan mengenai peristiwa tersebut. “Dalam kehidupan masyarakat memang selalu ada benturan. Seperti yang terjadi di Jalan Petani itu akibat kesalahpahaman saja, ” jelasnya.
Persoalan pribadi dibawa-bawa menjadi persoalan etnis. Ini yang kita tidak mau, ini tidak boleh terjadi. Terhadap kasus ini, saran saya agar pihak kepolisian segera menyelesaikan kasus ini.
Kemudian saran saya agar diselesaikan secara kekeluargaan, dimediasi dan ditemukan kedua belah pihak. Kemudian memanggil tokoh-tokoh masyarakat untuk memediasi.
Semua pihak harus menahan diri, jangan ada yang memanas-manasi atau memprovokasi. Mengingat sebentar lagi ada pilkada. Kalau tidak, kita malah mengurus konflik terus. Habis tenaga kita terkuras mengurus persoalan ini terus. Nanti saat sidang masing masing mengerahkan masa.
Saya minta agar masalah ini segera diselesaikan dengan baik. Memang benar penegakan hukum itu penting, namun lebih penting lagi menciptakan kedamaian.
Kita juga minta agar putra daerah berkuliah yang benar-benar, kasihan orang tua membiayai anaknya kuliah, begitu juga yang bekerja, bekerjalah yang benar. Marilah kita ciptakan keamanan dan kedamaian,” tutup Yakobus.
Dengan adanya peristiwa ini, diharapkan semua pihak dapat bersikap bijak dan tidak mudah terprovokasi, serta menyerahkan proses penyelesaian kepada pihak yang berwenang untuk menjaga keharmonisan dan keamanan di Pontianak dan sekitarnya.(reni)