Lebaksiu,Tegal. TargetNews.id – Hati siapa yang tak tersentuh menyaksikan parahnya Galian C di Kaligung desa Kajen Kecamatan Lebaksiu” Tegal media Patriot Nasional. Siapa pun orangnya jika menyaksikan
pemandangan di lokasi Galian C desaKajen tepatnya disepanjang sungai Gung tak kurang dari puluhan hektar luasnya dijadikan Penggalian pasir dan batu.Akibat dari penggalian secara masiv dan sudah berlangsung selama sepuluh
tahun,dampaknya pemandangan alam sungai besar Gung yang semestinya indah dan asri,jadi tampak mengerikan dan membuat sedih orang orang yang melihatnya dari kacamata lingkungan hidup. Sementara itu
saat team media mengkonfirmasikan keberadaan Galian C tersebut,Kepala Desa Kajen Mohamad Khalimi,SH.menjelaskan bahwa dirinya hanya bisa mengurut dada dengan adanya Galian C diwilayah pemerintahannya. “Di wilayah Desa kami
memang ada Galian C.Yang di bawah dilakukan oleh beberapa anggota masyarakat yang menggali pasir dan batu-batu sebagai usaha harian sedangkan yang diatas adalah pengusaha resmi berijin namanya PT Pertiwi Jaya.
kami pemerintahan desaKajen hanya meminta agar para pengguna jalan dalam hal ini sopir sopir Dumkar mau menyisihkan keuntungannya guna menjaga keberadaan jalan desa Kajen blok galian pasir,” lebih
lanjut Kades Khalimi mengaku desanya memang dapat pendapatan bulanan yang lumayan bisa digunakan untuk menambah sarana menu kesehatan di lingkungan sesama Pamongdesa. Kami jujur saja tidak
memberikan dukungan adanya usaha penambangan manual dan satu lagi yang berijin. Sementara itu Senin pagi 7 Januari 2025,sewaktu melakukan peninjauan ke lokasi Galian,Tampak pemandangan yang
menyedihkan karena puluhan warga desa Kajen tengah melayani permintaan Sopir DumTruk yang langsung turun ke dasar Sungai ada yang mengangkut pasir dan ada
pula truk truk yang mengangkut batu. Saat kami konfirmasi ke salah satu sopir truk. Diperoleh keterangan bahwa yang mereka lakukan sudah bernjalan berpuluh tahun.”saya warga desa Panusupan kecamatan Pangkah,”ujar Yanto “kami
membayar kontan para penggali pasir dan batu di bawah kali Gung itu setelah siap angkut beberapa warga penggali menerima upah dari kami sopir Truk,Ada yang menerima 50 sd 70.000 setiap
orangnya.selanjutnya kami bayar ke koordinator jalan saudara Warso sebesar Rp.100.000,- jika dari PT.Pratiwi jaya mempersilahkan pasir yang saya angkut untuk diproses pembersihan ya kita masukkan ke area pabrik pemecah batu dan pengolah pasir.
Kalau pihak perusahaan merasa sudah cukup pasir atau batu kami jual langsung ke masyarakat sekitar Tegal yang
membutuhkan.Namun demikian saat kami tanyakan uang seratus ribu yang diserahkan sopir ke pak Warso ia menjawab uang ini kami serahkan ke perusahaan dan selanjutnya perusahaan yang punya kebijakan
untuk membayar pajak dan perijinan serta kepada pengawas lingkungan. Ujarnya sembari bolak balik menjemput sopir DumTruk yang langsir melewati poskonya di samping warung depan pos penjagaan PT Pertiwi Jaya.(Nurdibyo/Fauzi)