GRESIK Peristiwa tragis kembali terjadi di jalur rel kereta api wilayah Kabupaten Gresik. Seorang pria lanjut usia bernama Sabari (80), warga Dusun Ngasinan, Desa Kepatihan, Kecamatan Menganti, ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di pinggir rel kereta api, tepatnya dekat area sawah miliknya, pada Minggu (13/7/2025) siang sekitar pukul 14.10 WIB.
Peristiwa memilukan ini pertama kali diketahui oleh Muna (45), warga sekitar, yang tengah mencari keberadaan korban di area persawahan yang biasa digarapnya. Tak menemukan Sabari di sawah, Muna kemudian menelusuri rel kereta api di dekat lokasi.
“Di sana, ia menemukan bercak darah di sekitar rel dan korban sudah tergeletak di semak ilalang dalam kondisi tidak utuh dan tidak bernyawa,” ujar Kapolsek Menganti AKP Dawud, Senin (14/7/2025).
Muna lalu menghubungi kakaknya, Suwoto, dan melaporkan kejadian tersebut ke Kepala Dusun Ngasinan. Setelah dilakukan pengecekan di lokasi, laporan segera diteruskan ke Polsek Menganti.
Petugas kepolisian yang menerima laporan langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP, meminta keterangan sejumlah saksi, dan mengevakuasi jenazah korban ke RSUD Ibnu Sina guna proses visum.
Berdasarkan keterangan dari keluarga dan warga sekitar, diketahui bahwa Sabari mengalami gangguan pendengaran (tuli). Hal ini diduga kuat menjadi penyebab ia tidak menyadari keberadaan kereta api yang melintas dan akhirnya tertabrak.
“Korban diketahui sudah lanjut usia dan memiliki gangguan pendengaran. Dugaan awal, korban tertabrak kereta saat melintas atau berada terlalu dekat dengan jalur rel tanpa menyadari adanya kereta yang datang,” jelas AKP Dawud.
Pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan tim Reskrim Polres Gresik untuk mendalami kasus ini lebih lanjut. Sementara jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kecelakaan maut di jalur rel kereta api tanpa palang pintu di wilayah Gresik. Kapolsek Menganti turut mengimbau warga agar lebih waspada, terutama bagi kalangan lanjut usia atau penyandang disabilitas.
“Kami mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dan waspada saat berada di sekitar rel kereta api, terutama bagi lansia atau mereka yang memiliki keterbatasan fisik,” pungkasnya.
Permohonan Santunan dari Keluarga Korban
Pada Senin malam (14/7/2025) pukul 20:30 WIB, pihak redaksi menerima pengaduan dari Rahman, salah satu keluarga korban, yang menghubungi secara langsung untuk menyampaikan permohonan bantuan.
“Kami atas nama keluarga korban memohon dengan sangat agar ada bantuan santunan dari pihak KAI. Kami berharap melalui program CSR, pihak KAI bisa membantu meringankan beban keluarga yang ditinggalkan,” ujarnya sembari menitikkan air mata.
Rahman menambahkan, almarhum Sabari merupakan sosok yang masih aktif membantu keluarganya meski sudah renta. Kini, kepergian tragis itu meninggalkan duka mendalam dan kesulitan bagi keluarga.
Saat ditemui Tim Redaksi Buser Media Investigasi Senin Pagi tadi 14 Juli 2025 10.15Wib. Gus Aulia, SE., MM., SH Selaku Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (DPP PWDPI) Beliau Menghimbau, Sudah selayaknya kita bisa saling Membantu dalam kebaikkan lebih lebih ini termasuk korban lakalantas meskipun tiada unsur kesengajaan, Namun alangkah baiknya pihak PT.KAI Juga berkenan memberikan bantuan sosial, Ujarnya.
Redaksi berharap ada tindak lanjut dari pihak terkait, khususnya PT KAI, dalam memberikan perhatian dan kepedulian atas kejadian ini melalui program tanggung jawab sosial perusahaan
(CSR).
Sebagai Penutup Keluarga Besar Korban Sangat berharap semoga JR (Jasa Raharja) juga keluar Sebagai Santunan akibat Korban MD, Ujar Keluarga korban pada redaksi. Imbuhnya.(Red)