SIJUNJUNG – Tokoh Masyarakat Minangkabau di Provinsi Riau, Ashelfine SH MH, meminta peristiwa penghancuran rumah singgah Bung Karno yang ada di Kota Padang, menjadi bahan renungan semua pihak.
Dikatakan Tokoh asal Sijunjung ini, Pemerintah Kota (Pemko) Padang maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mestinya menjadikan peristiwa memilukan ini sebagai titik awal menjaga cagar budaya yang ada.
“Kalau ditanya perasaan, ya sebagai orang Minang kita sedih dan sangat menyayangkan. Tapi kalau hanya mencari siapa yang salah, itu juga tak membuat bangunan serta nilai-nilai sejarahnya bisa kembali lagi,” katanya, Sabtu (18/02/2023).
Diakui alumni Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta ini, peran pemerintah memang lemah dalam menjaga nilai-nilai budaya di Sumbar, sehingga ini harus menjadi catatan untuk bisa memberikan perhatian lebih kepada situs-situs budaya yang ada.
“Jika kita lihat dari informasi yang beredar, pemilik rumah tak tahu kalau itu termasuk cagar budaya. Wajar saya pemilik rumah tak tahu, karena pemerintah tak menjaganya dengan baik, tak ada perawatan, bahkan plang informasi pun tidak ada,” tuturnya.
Padahal, katanya, Sumbar tak bisa dilepaskan dari sejarah bangsa Indonesia, bahkan tiga dari empat orang founding father adalah orang Minangkabau. Tiga orang itu adalah Tan Malaka, Bung Hatta, Sutan Sjahrir.
“Sumbar ini tak lepas dari sejarah panjang bangsa, hanya Bung Karno yang non-Minangkabau. Tapi Bung Karno ini juga bagian dari keluarga besar Minang, beliau ‘urang sumando’ kita karena beristrikan orang minang. Itu fakta yang tak bisa dibantah,” ujar pria yang akrab disapa Pepen ini.
Untuk itu, dia mengajak pemerintah dan masyarakat umum agar bersama-sama menjaga situs-situs budaya yang ada di Sumatera Barat, tidak hanya yang ada di Kota Padang.
“Kita berharap pemerintah di berbagai tingkatan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat situs-situs budaya kita. Saya rasa, kalau informasi tentang situs cagar budaya ini tersampaikan ke masyarakat, masyarakat pasti siap menjaganya. Karena, orang Minangkabau sangat menghargai nilai-nilai sejarah yang ada di Sumbar,” tutupnya. (Gus/Zak)