BANDUNG–Penyelenggaraan sistem pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin ditekankan pada program pembinaan kepribadian dan kemandirian.
Presidium Forum Pers Independent Indonesia Dra.Kasihhati saat berkunjung ke Lapas Kelas I Sukamiskin diterima langsung di ruang kerja Kalapas Sukamiskin Kelas I Sukamiskin Kunrat pada Kamis (19/1/2023)
Kalapas Kelas I Sukamiskin Kunrat menjelaskan pembinaan kepribadian diarahkan pada pembinaan mental dan watak agar bertanggung jawab kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat, sedangkan pembinaan kemandirian diarahkan kepada pembinaan bakat dan keterampilan agar warga binaan pemasyarakatan dapat kembali berperan sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.
Dra.Kasihhati yang juga Ketua Presidium Dewan Pers Independen (DPI) mengapresiasi pelaksanaan pembinaan kemandirian terhadap warga binaan yang selama ini menjadi penunjang proses Pemasyarakatan di Lapas Kelas I Sukamiskin adalah Bimbingan Kerja yang berbentuk Bengkel Kerja .
Kabid Kegiatan Kerja Lapas Kelas I Sukamiskin Ratri Handoyo Saputro menjelaskan bengkel kerja antara lain :
Kegiatan percetakan buku register,Kegiatan budidaya jamur tiram, Kegiatan pertanian,Kegiatan pangkas rambut (Barbershop).
“Dalam rangka inovasi & pengembangan Pembinaan Kemandirian di Lapas Kelas I Sukamiskin, pada bulan Februari 2023 mendatang akan segera berjalan kegiatan produksi sumpit dengan bahan baku kayu sonokeling untuk tujuan ekspor.” ujar Ratri.
SEJARAH SINGKAT BENGKEL KERJA
Sejarah singkat berdirinya Bengkel Kerja di Lapas Kelas I Sukamiskin adalah sejak difungsikannya penjara Sukamiskin (Straaf Gevangernis Voor Intelectuelen) pada tahun 1924 dengan sebutan “Unit Percetakan”, sebagai salah satu bukti bahwa Soekarno (Mantan Presiden Republik Indonesia Pertama) pada tahun 1927 pernah mengoperasionalkan salah satu mesin cetak garis.
Dan berdasarkan S.K Direktur Jenderal Pemasyarakatan No. J.H.I. 1091 tentang perubahan nomenklatur dari “Penjara Sukamiskin” menjadi “Lembaga Pemasyarakatan Khusus Dewasa Muda”.
Seiring dengan perubahan nama tersebut maka sebutan Unit Percetakan diganti dengan “Bengkel Kerja”.
“Adapun yang dimaksud dengan bengkel kerja adalah sarana pendidikan dan latihan keterampilan bagi warga binaan agar memiliki keterampilan dan sekaligus sebagai bekal hidup sehingga diharapkan dapat mandiri dan berguna bagi keluarga, masyarakat dan Negara.” jelas Kasi Bimbingan Kerja M. Erwin Firdaus Hakim.
Bengkel Kerja juga berfungsi sebagai sarana kerja dimana warga binaan bekerja bukanlah dimaksud sekedar pengisi waktu saja, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk kegiatan produktif.
Prinsip dasar sekaligus mencerminkan karakteristik bengkel kerja adalah:
1. Kegiatan bengkel berorientasi kepada Treatment Oriented dan Profit Oriented.
2. Dalam bengkel kerja WBP sebagai subjek yang dipilih secara selektif
3. Pembinaan di bengkel kerja merupakan bagian daripada pembinaan warga binaan pada umumnya
4. Usaha bengkel kerja berorientasi pada pasar.
Saat berkeliling Lapas Kelas I Sukamiskin Dra.Kasihhati langsung didampingi Kalapas Kelas I Sukamiskin Kunrat didampingi Ratri Handoyo Eko Saputro Kabid. Kegiatan Kerja Ratri Handoyo Eko Saputro, Kasie Bimbingan Kerja M.Erwin Firdaus Hakim, serta Kasi Pengelolaan Hasil Kerja Marchiles.
Kasihhati memaparkan pentingnya dibangun kolaborasi dengan media pers, sehingga penyelenggaraan sistem pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Sukamiskin yang ditekankan pada program pembinaan kepribadian dan kemandirian dapat diketahui masyarakat luas.
Dra.Kasihhati yang juga Ketua Dewan Pers Independen (DPI) kembali menekankan, dengan begitu banyaknya urusan pelayanan publik dilingkungan Lapas Kelas I Sukamiskin, kolaborasi dan sinergitas dengan media pers menjadi kebutuhan yang tidak bisa dielakkan.
“Komitmen Forum Pers Independent Indonesia (FPII) membuka diri dan siap berkolaborasi dan membangun sinergitas dengan Lapas Kelas I Sukamiskin.” pungkas Kasihhati.
Dalam kesempatan kunjungan kerja tersebut Ketua Presidium FPII ,Dra.Kasihhati didampingi oleh Dewan Pengawas DPI Lilik Adi Goenawan,Serta Ketua Setwil Maluku Utara Junaidi Abdul Rasyid dan Hendro. (Tim/Red)
*Sumber : Presidium FPII*