Bibit Bawang Merah Mahal, PJ Bupati Turun Tangan

PJ Bupati Turun Tangan

PJ Bupati Turun Tangan

 

Harga bibit bawang merah di pasaran yang masih relatif mahal, membuat pemerintah daerah Kabupaten Brebes turun langsung ke lapangan. Hal ini sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi sebagai tindak lanjut Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Antisipasi kelangkaan menjadi solusi atas fluktuatif harga bawang merah di pasaran. Untuk itu, Pemkab Brebes memastikan bahwa ketersediaan bawang merah se Indonesia ini bagus. Dikarenakan Brebes yang merupakan salah satu sentra penghasil bawang merah terbesar di Indonesia,” ujar Pj Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar SH MHum usai tanam bawang bersama masyarakat, di Desa Siasem, Kec Wanasari, Brebes, Selasa (4/6/2024).

Kata Iwan, penanaman ini untuk memastikan bahwa kondisinya bagus dan hasil panennya signifikan. Catatan lainnya selain pupuk sudah memadai dan stoknya pun masih aman, di sisi lain ketersediaan air jika memang dibutuhkan dari pemerintah akan membantu dengan pompanisasi irigasi bagi para petani.

Baca juga  Kasus Pengeroyokan Terhadap Anak Wartawan di Sukorejo Masih Bergulir, Pelaku Belum Ditangkap

Terkait dengan bibit bawang merah, pemerintah daerah akan segera turun tangan dan mengoptimalkan jika ternyata harga bibit di pasaran masih relatif tinggi. Pemkab akan minta ke Kementerian Pertanian RI bagaimana cara atau treatment apa agar harga bibit bawang merah bisa turun.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Ir Yulia Hendrawati MSi menyampaikan kalau Pemkab Brebes segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait pengendalikan harga bibit bawang. Sehingga harganya bisa lebih terjangkau bagi masyarakat petani.

Soal anjloknya produksi bawang merah Brebes dan masih mahalnya harga bibit. Yulia menuturkan, produksi bawang merah Brebes menurun disebabkan luas tanam dan luas panen yang juga menurun akibat dampak perubahan iklim dengan kemarau yang lebih panjang dari kondisi normal.

Baca juga  Polres Pulang Pisau Gelar Upacara PTDH In Absentia 3 Anggota

“Kondisi ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Kondisi iklim menyebabkan munculnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan juga adanya mundur waktu tanam menyesuaikan ketersediaan air, menunggu musim hujan tiba. Di beberapa lokasi juga ada yang alih tanam,” ungkap Yulia.

Data dari DPKP, menyebutkan tahun 2023 lalu, Bawang Merah Luas Tanam 30.757 hektar, Luas Panen 32.571 hektar, Produksi 384.448 ton dengan Provitas 11,80 ton per hektar.
“Terakhir, tahun 2023 Luas Tanam 26.331 hektar, Luas Panen 24.182 hektar, Produksi 289.942 ton dengan Provitas 11,99 ton per hektar,” pungkasnya.
Fauzi

Share :

Baca Juga

Uncategorized

Door To Door Polsek Sebangau Kuala laksanakan sosialisasi Saber Pungli.

Uncategorized

Kodim 0709/Kebumen Gelar Upacara Pemakaman Militer Peltu Purnawirawan Muji Slamet

Uncategorized

Gelar Tatap Muka dengan Forkopimda, Kapolda Kalteng Ajak Jaga Kamtibmas Di Kabupaten Pulang Pisau Jelang Pemilu 2024

Uncategorized

Himbau Kamseltibcarlantas, Satlantas Lakukan Penling di Kota Pulang Pisau

Uncategorized

Sosialisasi Cegah Karhutla Oleh Bhabinkamtibmas Polsek Kahayan Tengah Menggunakan Lembaran Maklumat Kapolda Kalteng Kepada Masyarakat

Artikel

Eri Cahyadi dan Armuji Menang Tebal Dari Kotak Kosong Pesaingnya

Artikel

Polsek Sebangau Kuala Mensosialisasikan Himbauan Melarang Membakar Hutan atau lahan

Artikel

Polri Evakuasi Ibu dan Bayi dari Gang Sempit