Surabaya, TargetNews.id — Dalam rangka menekan angka Stunting di Indonesia, BKKBN bersama Dra. Lucy Kurniasari Komisi IX DPR RI menggelar kegiatan sosialisasi KIE Pencegahan Stunting lini bawah tingkat kabupaten/ kota tahun 2023 di BG Junction, L2 Multifuction star 2 Jl. Bubutan 1-7 Surabaya, Selasa (12/9/2023).
Program Sosialisasi KIE Pencegahan Stunting lini bawah tingkat kabupaten/ kota tahun 2023 ini bersama mitra kerja BKKBN merupakan upaya argumentatif dan persuasif yang langsung menyentuh masyarakat dan keluarga Indonesia karena dilakukan melalui promosi, edukasi serta dialog/diskusi langsung dengan masyarakat di tingkat lini lapangan.
Kegiatan sosialisasi menghadirkan narasumber kepala BKKBN Jawa Timur, serta dari Sub Koordinator Keluarga Berencana dari DP3APPKB Surabaya dan Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Lucy Kurniasari.
Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Lucy Kurniasari memaparkan, Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya.
“Stunting merupakan salah satu penyebab terhambatnya upaya untuk mewujudkan SDM unggul di negeri tercinta,” paparnya.
Sebagai informasi, Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang ditetapkan. BKKBN ditunjuk sebagai Ketua tim pelaksana percepatan stunting, dan ditegaskan oleh Presiden dalam pidato tanggal 16 Agustus bahwa penurunan stunting harus dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh Kabupaten Kota dan harus melibatkan, integrasi lintas institusi.
Tak hanya itu, Lucy juga memberikan materi mengenai Konsep Dasar Stunting, Pengertian Stunting, STANDAR tumbuh kembang fisik anak normal sesuai usianya, berdasarkan standar yang disarankan WHO, Ciri-Ciri Stunting, Risiko stunting, Penyebab Stunting, Bagaimana Proses Terjadi Stunting, Apa Saja Dampak Stunting (Dampak Jangka Pedek dan Dampak Jangka Panjang).
Dalam kesempatan yang sama, Nurul Habibah Umar, ST, M.PSDM, Sub Koordinator Keluarga Berencana Dari DP3APPKB Surabaya juga menyampaikan Untuk angka stunting di Kota Surabaya prevalensi stunting di Kota Surabaya Mengalami penurunan.
“Pada Tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2021 Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 kota Surabaya prevalensi stunting nya yaitu 4,8 %.,” urainya.
Nurul menyatakan, Ini semua merupakan kerja Sinergi dan konvergensi dari semua pihak yang ada di Pemerintah Kota Surabaya mulai dari masyarakat sampai dengan walikota.
Tentunya, komitmen dari Walikota Surabaya untuk menurunkan stunting ini sangat luar biasa sehingga masyarakat di Kota Surabaya juga bergerak aktif untuk mendukung penurunan stunting yang ada di kota Surabaya.
“Semoga kegiatan ini tetap bisa berlangsung dan bisa mendukung kegiatan penurunan stunting yang ada di kota Surabaya dan menjadikan Surabaya ini zero stunting,” harapnya. (Anil)

BKKBN Bersama Lucy Kurniasari Komisi IX DPR RI Gencarkan KIE Pencegahan Stunting(foto)