Slawi – Bupati Tegal Umi Azizah bersama anggota forum komunikasi pimpinan daerah, penyelenggara dan pengawas pemilu, peserta pemilu, ormas, hingga tokoh masyarakat di Kabupaten Tegal mendeklarasikan Pemilu Damai 2024. Deklarasi yang melibatkan 18 partai politik ini berlangsung di Pendopo Amangkurat, Sabtu (09/09/2023).
Sebelumnya, berlangsung penyerahan bendera merah putih, bendera KPU, dan kotak hitam berisi bendera parpol yang sudah rusak atau usang dari Kantor Pemilihan Umum (KPU) Banyumas kepada KPU Kabupaten Tegal di halaman Rumah Dinas Bupati Tegal untuk kemudian dikirab menuju Pendopo Amangkurat Pemkab Tegal.
Bupati Umi pun menyambut baik diselenggarakannya Kirab dan Deklarasi Pemilu Damai 2024 ini sebagai bagian dari upaya mencegah, meningkatkan aspek keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebab keamanan Pemilu tidak hanya menjadi tanggung jawab penyelenggara ataupun peserta Pemilu, tapi butuh peran aktif seluruh lapisan masyarakat.
“Sikap dan perilaku netralitas aparat penegak hukum juga sangat diperlukan untuk menciptakan pemilu damai,” kata Umi di Pendopo Amangkurat.
Dia tidak menampik jika perbedaan dalam Pemilu tidak dapat dihindari. Tinggal bagaimana perbedaan tersebut bisa dijadikan sarana pendewasaan kehidupan sosial politik dan demokrasi modern, terutama dalam mensikapi keberagaman dan perbedaan pandangan agar terhindar dari konflik perpecahan.
Pengalaman dua kali Pilpres terakhir dan sejumlah Pilkada langsung telah memunculkan konflik yang berujung polarisasi di masyarakat. Fragmentasi tersebut bahkan masih terasa hingga sekarang. Sebutan seperti kampret, cebong, kadrun, dan berbagai ujaran kebencian marak bertebaran di media sosial.
Sehingga kesepakatan ini tidak hanya sebatas seremoni penandatanganan poin deklarasi saja, tapi harus diketahui dan dimengerti betul apa yang menjadi isi deklarasi dan bersama-sama bisa mematuhi serta menjalankannya.
Menurutnya, pemilu tidak hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan, tapi juga adu gagasan serta visi demi memajukan bangsa ini. Jadi siapa pun yang nanti terpilih adalah pemimpin terbaik dan bagian dari bangsa ini.
Lebih lanjut, orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini mengajak masyarakat dan seluruh elemen untuk menjaga kesatuan dan persatuan.
“Perbedaan pilihan dan pandangan politik pasti ada, tapi persatuan dan kesatuan tetap harus diutamakan. Dengan kata lain, beda pilihan aja gawe rusak paseduluran,” tandasnya.
Seiring dengan itu, ia juga berpesan untuk bersama-sama membangun sinergitas yang baik antar institusi pemerintahan, penyelenggara pemilu, maupun masyarakat. Harus ada langkah taktis untuk menekan dan menangkal peredaran konten sesat, hoaks dan ujaran kebencian dengan memperkuat literasi masyarakat akan nilai-nilai kesantunan, nilai-nilai demokrasi, termasuk hal-hal yang mengarah pada politik identitas, terutama di kalangan pemilih pemula.
“Kita jaga Pemilu 2024 ini agar tidak melahirkan perpecahan yang itu akan berdampak pada kemunduran atau bahkan mengancam kemajuan demokrasi yang telah dirasakan selama ini,” tegasnya.
Senada dengannya, Ketua KPU Kabupaten Tegal Nurokhman menjelaskan kegiatan ini penting diselenggarakan karena pemilu merupakan sarana kedaulatan rakyat, sarana integrasi bangsa dan nasionalisme bangsa yang ini tidak terbentuk dari hemoginitas melainkan perbedaan, kemajemukan, dan pluralitas.
Menurutnya, perbedaan politik dan perbedaan pilihan adalah hal yang wajar, mengingat jumlah pemilih tetap di Kabupaten Tegal mencapai 1.242.454 orang.
“Wajar ada perbedaan politik di masyarakat kita. Pemilih memiliki hak kekebebasa n untuk memilih. Sehingga melalui momen ini, mari kita wujudkan bersama-sama integritas bangsa melalui Pemilu 2024,” ungkapnya. Fauzi