Semarang, Nama Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, kini menjadi viral dan tenar tak hanya di Kota Semarang, tetapi secara nasional. Pandean Lamper merupakan kelurahan pertama di Indonesia yang menyandang nama Kampung Safety Riding.
Menurut Lukman Muhajir, salah satu Pelopor Kampung Safety Riding itu mengatakan, jika prestasi itu tidak hanya bualan, melainkan bukti nyata. Pada 11 Oktober tahun 2015, Pandean Lamper mendapatkan Piagam Penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia – Indonesia) sebagai kampung yang membudayakan keamanan dan keselamatan dalam berkendara.
Selain itu, Kelurahan Pandean Lamper juga dinobatkan sebagai Kampung Safety Riding Pertama di Indonesia. Dan itu adalah prestasi yang dianggapnya sangat luar biasa.
“Pada 11 Oktober tahun 2015, Pandean Lamper mendapatkan Piagam Penghargaan dari MURI (Museum Rekor Dunia – Indonesia) sebagai kampung yang membudayakan keamanan dan keselamatan dalam berkendara. Selain itu, Kelurahan Pandean Lamper juga dinobatkan sebagai Kampung Safety Riding Pertama di Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya lelaki kelahiran 8 Agustus 1979 itu menceritakan, dengan berbekal prinsip kehidupan yang teguh serta gagasan yang lurus. Ide menjadikan Pandean Lamper menjadi Kampung Safety Riding muncul pada tahun 2010 saat setelah Lukman mengikuti Seminar Safety Riding yang merupakan Sosialisasi UU Lalu Lintas No.22/2009 di Universitas Semarang.
“Dengan menggandeng berbagai pihak, saya mencoba membawa konsep safety riding ke bentuk kampung. Ini merupakan langkah untuk mengimplementasikan UU Lalu Lintas No.22/2009 dalam bentuk kampung. Tujuan utamanya untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas,” terang Lukman.
Langkahnya dengan menggandeng berbagai elemen masyarakat, pemerintah, termasuk juga mencari dukungan dari perusahaan otomotif yang punya tanggung jawab moral untuk nyengkuyung menuju terbentuknya Kampung safety Riding, ia berpikir besar memulai dari yang terkecil dan bergerak bersama dengan cepat “Think Big Start Small and Moving Together Quickly”.
Mengapa dalam bentuk kampung, bukan yang lainnya? Pasalnya, menurut Lukman Muhajir, 80 % kecelakaan lalu lintas itu disebabkan dari kelalaian pengendara.
“Kemasan Kampung Safety Riding merupakan laboratorium pembelajaran moral. Intinya supaya warga berubah,” terangnya.
Untuk menjadikan Pandean Lamper menjadi Kampung Safety Riding dicanangkan 5 program yang menjadi andalan merengkuh tujuan yakni Program Warga Aman, Program Kampung Aman, Program Motor Aman, Program Bina Aman, dan terakhir adalah Peduli Aman.
Dengan kelima program itulah, yang dianggapnya akan membawa masyarakat Pandean Lamper Sejahtera kedepannya.
Lebih dari itu. Program ini dikemas dalam bentuk kampanye untuk mengajak seluruh warga masyarakat luas untuk menjalankan safety riding.
“Warga Kelurahan Pandean Lamper pernah mengkampanyekan safety riding di Car Free Day (CFD) Simpang Lima dengan membawa poster-poster tertib berlalu-lintas,” kata dia.
Kampanye safety riding terus digaungkan lewat dunia pendidikan. PT Astra Motor membangun Taman Lalu Lintas dan juga Pos Baca Kampung Safety Honda. Selain itu juga dibangunnya jalur simulasi SIM C di halaman kelurahan Pandean Lamper.
Edukasi juga dilakukan dengan menggunakan alat peraga dan teknologi. Di pos baca, anak-anak maupun masyarakat umum bisa belajar lewat media animasi dan video keselamatan berkendara serta koleksi ratusan buku.
“Warga Kelurahan Pandean Lamper yang merupakan Kampung Safety Riding terus menerus menyebarkan virus kebaikan kepada masyarakat. Harapannya safety riding ini bisa menjadi budaya dan melembaga tak hanya di Pandean Lamper tetapi ke seluruh penjuru Indonesia,” tandanya.
Sebagai informasi, Keberhasilan Pandean Lamper menjadi Kampung Safety Riding, dilirik pihak PT Astra International Tbk. Apalagi kampanye keselamatan berkendara tersebut sejalan dengan pilar Astra yaitu “Indonesia Ayo Aman Berlalu Lintas”. Maka pada tahun 2018, Kelurahan Pandean Lamper ditetapkan menjadi salah satu Kampung Berseri Astra (KBA).
(Karyadi biro rembang)