SIDOARJO, TargetNews.id – Pembangunan jalan desa yang berada di dusun Kwarengan desa Mulyodadi kecamatan Wonoayu kabupaten Sidoarjo mangkrak bertahun – tahun dengan kondisi memprihatinkan bahkan nyaris hilang bentuk dan kegunaannya.
Berawal dari aduan warga atas ketidak kepercayaan mereka kepada kinerja pemerintah desa Mulyodadi kecamatan Wonoayu yang dinilai sering tidak jelas dengan program-program yang ada di desanya alis terbengkalai, dan justru Kepala desa bersama perangkatnya dinilai warga lebih memperkaya diri sendiri.
Salah seorang warga sebut saja emak L saat dikonfirmasi mengenai keberadaan lapak-lapak Bumdes yang terbengkalai justru mengadukan terkait adanya jalan desa yang yang juga terbengkalai bahkan kurang lebih 5 tahun.
“Jangankan BumDes itu pak, jalan desa saja dari lima tahun lalu sampai sekarang tidak diselesaikan, yang dipaving hanya sedikit itupun sudah rusak ga beraturan sisanya justru sekira 1 kilometer jangankan dipaving diaspal saja tidak padahal jalan itu selain dilalui warga ke sawah juga menuju kejalan raya sebelah dusun. Dan sekarang kondisinya hancur ditumbuhi rumput ilalang sampai menutup jalan yang lebarnya sekira 4 meter itu” jelas seorang ibu setengah baya yang sedang membersihkan halaman rumahnya, Minggu (02/03/2025).
“Banyak yang tidak jelas dari program desa ini, Bumdes aja mangkrak sampai rusak apalagi jalan desa itu tambah parah. Tapi kondisi rumah perangkat desa dan kepala desanya makin kaya. Sebenarnya gaji Kepala desa dan perangkat desa itu berapa ya pak…?” ujarnya kepada awak media.
Adanya hal itu,awak media mendatangi Kepala Desa Mulyodadi untuk melakukan konfirmasi, namun sangat disayangkan seperti yang dikeluhkan warga bahwa Slamet Priyanto selaku Kepala Desa Mulyodadi hampir tidak pernah datang ke kantor desa.
“Kadese ga tau nang kantor pak (Kadesnya tidak pernah dikantor pak “Red”), kalau ada jadwal tamu saja baru ada dikantor. Warga minta tanda tangan saja yang kasih tanda tangan malah bu Lurah (istri kepala desa)” kata seorang warga.
“Bagaimana warga desa makmur kalau pemerintah desanya tidak terbuka dengan warga bahkan program juga tidak pernah terealisasi, bantuan desa saja tidak tepat sasaran, masih banyak lahan sawah bermasalah. Terus kalau warga tanya di pimpong sana sini ngak jelas” ketusnya.
Hal tersebut berbeda dan berbanding terbalik dengan hasil konfirmasi ke Kepala Desa Mulyodadi saat konfirmasi terkait Lapak BumDes dan fungsional jalan desa di desa Mulyodadi.
Pasalnya Slamet Priyanto hanya menjelaskan adanya dana desa yang dialihkan ke program lain yang dinilai lebih urgent, dan saat disinggung terkait pembangunan jalan desa yang terbengkalai hingga ditanami warga ubi-ubian, cabe dan lainnya dengan singkat di bantah, “mana ada jalan ditanami warga, ini jalan lo… emang ada fotonya atau buktinya” jawabnya singkat dan kemudian kembali sibuk dengan telepon genggamnya saat dikonfirmasi awak media di Gelora Olah Raga kabupaten Sidoarjo pada hari Jumat (28/02/2025).
Dari pernyataan Kepala Desa jusrtu berbeda dengan fakta yang ditemukan awak media dilokasi.
Diketahui dilapangan kondisi jalan sangat miris hampir tidak bisa digunakan, apalagi dengan cuaca yang sering hujan, jalanan becek berlumpur, ditumbuhi ilalang hingga menutup jalan. Begitupun dengan plengsengan yang jebol, miring atau rusak terkesan pembangunannya asal-asalan dan tidak sesuai dengan RAB.
Dan tampak dari pantauan awak media ada papan proyek Pembangunan TPT Jalan dengan uraian : volume 245×0,865 mtr2, dengan jumlah anggaran Rp.90.078.200, sumber dana dari Dana Desa APBN tahun 2024 dan pelaksana kegiatan TPK Desa Mulyodadi.
Menurut informasi dilapangan pada hari Minggu (02/03/2025), bangunan di jalan dusun Kwarengan Desa Mulyodadi kec. Wonoayu kab. Sidoarjo ada dua RT yaitu, RT. 01 dan RT. 06 RW 01, tapi yang dipaving belum sampai 1 RT. Pondasi dikerjakan sekitar bulan November dan selesai pada bulan Oktober 2024, terakhir kerja pada bulan Desember hanya pasang pondasi saja, dan yang mengerjakan saat itu warga cuma dua minggu, tapi sekarang kondisi pondasinya juga sudah jebol, banyak yang pecah, bahkan sudah banyak ditumbuhi tumbuhan liar.
Menurut keterangan warga yang tidak mau disebutkan namanya, terkait pengelolaan keuangan desa, warga katakan pengelola keuangan adalah Carik, namun untuk pavingisasi yang mengerjakan adalah dari orang luar.
“Bagaimana warga desa makmur kalau pemerintah desanya tidak terbuka dengan warga bahkan program juga tidak pernah terealisasi, bantuan desa saja tidak tepat sasaran, masih banyak lahan sawah bermasalah. Terus kalau warga tanya di pimpong sana sini ngak jelas” ketusnya.
Saat dikonfirmasi pada hari Senin (03/03/2025) melalui pesan WhatsApals pribadinya terkait hal tersebut, Camat Wonoayu Imam Mukri menjawab, “Coba saya konfirmasi dulu nggih agar pandangan saya nggak sampai keliru. Terima kasih sebelumnya atas informasi yang jenengan berikan. Selamat menjalankan ibadah puasa” Jawabnya singkat.
Terkait dana desa yang sudah tertulis dipagu bisa diubah-ubah seperti yang disampaikan statment kepala desa Mulyodadi Slamet Priyanto dinilai Camat secara subtantif memang bisa berubah melalui mekanisme perubahan anggaran dibahas bersama BPD.
Dan apakah kepala desa bisa mengalihkan penggunaan dana desa dengan semudah itu..?, begini jawab Camat, “pemerintah bersama BPD membahas APBDes kemudian peran juga pendamping desa sangat penting karena mereka difungsikan mengawal dana desa dari APBN oleh Kemendes. Secara spesifik Pendamping desa inilah yang sangat memahami terkait penggunaan dana desa karena mereka yang dibekali oleh kemendes”jawabnya pada hari Senin (03/03/2015) pukul 17.45.
Namun saat konfirmasi lanjut ke objek jalan desa yang terbengkalai Imam Mukri hanya menjawab, “coba ini yang perlu dikonfirmasikan” singkatnya.
Hingga berita ini dipublikasikan Kepala Desa Mulyodadi sudah tidak bisa dikonfirmasi kembali karena kontak awak media sudah diblokir. (Dieft/Gus/Mas’ud)