KOTA BATU, TargetNews.id – Pelaksanaan kirab tumpeng melalui acara bersih Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo Kota Batu, yang dilakukan setiap Bulan Suro tidak seperti biasanya sewaktu bersih desa selalu dengan identik melakukan arak-arakan karnaval maupun lainya. Akan tetapi pada tahun ini Pemerintahan Desa Mojorejo selalu dilakukan bergantian, ketika tahun lalu ada pelaksanaan karnaval. Akan tetapi untuk tahun ini 2023, bergantian hanya pelaksanaan Grebeg Tumpeng, yang di ikuti oleh dua dusun Kajang dan dusun Ngandat yang dapat undian kirab tumpeng disertai gunungan.
“Grebeg Tumpang bersih desa Mojorejo di tahun ini, mengambil tema “Ruwatan Sudomolo” agar bisa Sudo Memolo dalam artian, mengurangi energi-energi yang negatif agar bisa bersih diri,bersih lingkunganya,bersih hatinya juga bersih dalam segala hal perbuatan maupun ucapan agar masyarakat Desa Mojorejo bisa sejahtera dijauhkan dari balak apapun untuk hidup dengan falsafah,Gemah Ripah Loh Jinawi”kata Kepala Desa Mojorejo Rujito, Sabtu (5/8/2023) siang, ketika dikonfirmasi Media Targetnews.id.
“Karena di wilayah Desa Mojorejo Kecamatan Junrejo ini meliputi ada 8 RW dan 24 RT, yang mengikuti barisan kirab Grebeg Tumpeng yang disajikan 9 tumpeng untuk ruwatan bersih desa Mojorejo. Dari sisi ini, menguatkan uri-uri budaya sebagai penguat hati kita masing-masing khususnya warga desa Mojorejo secara keseluruhan agar terlepas dari balak mara bahaya. Dan bertujuan kehidupan di bumi Mojorejo itu bisa sejahtera sampai turun temurun,”urai Rujito.
Ditambahkan Rujito, terkait pelaksanaan Grebeg Tumpeng ini untuk yang keberapa tahun, hal ini masih belum ditemukan. Karena kita akan konsen untuk melakukan saresehan pada tokoh masyarakat atau sesepuh ataupun saksi sejarah desa Mojorejo, juga akan melibatkan akademisi,pakar budaya ataupun akrolog agar bisa menentukan atau bisa mengetahui sejarah Grebeg Tumpeng desa Mojorejo itu sudah yang keberapa tahun terlaksananya.
“Untuk menguatkan nilai-nilai budaya seperti sedekah bumi,Grebeg tumpeng yang berorientasi pada selamatan bersih desa, maka perlu penguat dan dilestarikan terus pada generasi penerusnya. Karena ketika sebuah nilai budaya kuat, maka pengaruh budaya dari luar negara, akan semakin kuat pula untik mempengaruhinya.
Karena seperti jaman dulu, bangsa asing dengan mudah merusak atau menjajah Indonesia dengan mudah. Karena negara asing sangat piawai masuk Indonesia melalui pintu merusak budayanya dulu, Maka hal ini sebagai pelajaran bagi generasi muda era terbuka saat ini, agar tetap waspada dengan pengaruh melalui IT,”singkat Kades Rujito. (Wan)

Foto: Para Peserta dayang-dayang Putri Warga Desa Mojorejo menyajikan seni budayanya dalam iven Grebeng Tumpeng