Surabaya –TargetNews.id Setiap tanggal 9 Februari, Indonesia memperingati Hari Pers Nasional. Beberapa tahun ini, peringatan tersebut hadir di tengah hiruk pikuk era digital, di mana informasi mengalir deras dan perubahan terjadi begitu cepat.
Di satu sisi, digitalisasi membuka peluang tak terbatas bagi pers untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan menyajikan informasi secara lebih interaktif.
Namun, di sisi lain, tantangan juga semakin kompleks, mulai dari penyebaran hoaks, disinformasi, hingga persaingan yang ketat.
Digitalisasi telah mengubah lanskap pers secara fundamental. Media konvensional kini harus beradaptasi dengan platform digital, mengembangkan strategi konten yang relevan, serta membangun interaksi yang kuat dengan audiens di media sosial.
Jurnalisme juga semakin berkembang, di mana setiap orang memiliki potensi untuk menjadi penyebar informasi.
Namun, di balik peluang tersebut, terdapat tantangan yang tidak kalah besar.
Penyebaran hoaks dan disinformasi menjadi masalah serius, terutama di platform media sosial. Algoritma dan filter bubble dapat mempersempit pandangan, menciptakan polarisasi dan fragmentasi informasi.
Selain itu, persaingan yang ketat di era digital juga menuntut media untuk berinovasi dan mencari model bisnis yang berkelanjutan.
Di tengah tantangan tersebut, peran pers sebagai pilar demokrasi dan penjaga kebenaran justru semakin penting. Pers harus mampu menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan relevan bagi masyarakat.
Jurnalisme investigasi yang mendalam dan kritis sangat dibutuhkan untuk mengungkap kebenaran di balik kompleksitas informasi.
Pers juga memiliki tanggung jawab untuk memerangi hoaks dan disinformasi. Verifikasi fakta, informasi, serta edukasi publik tentang literasi media menjadi kunci untuk mencegah penyebaran informasi yang salah.
Selain itu, pers juga harus mampu membangun dialog yang komprehensif dan inklusif di ruang publik, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam informasi publik.
Peringatan Hari Pers di era digital ini adalah momentum yang tepat bagi seluruh insan pers untuk melakukan refleksi dan transformasi.
Refleksi atas peran dan tanggung jawab pers di tengah perubahan zaman, serta transformasi untuk menjadi lebih relevan di era digital.
Pers harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas jurnalisme, memperluas jangkauan informasi, serta membangun interaksi yang lebih baik dengan audiens.
Inovasi dalam penyajian konten, penggunaan data, serta pengembangan platform digital menjadi kunci untuk memenangkan persaingan di era digital.
Kolaborasi dan Sinergi
Tantangan digitalisasi tidak dapat dihadapi sendiri oleh insan pers. Kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, serta platform digital, sangat dibutuhkan.
Bersama-sama, kita dapat menciptakan ekosistem informasi yang sehat, di mana kebenaran dan keakuratan informasi menjadi hal yang penting.
Peringatan Hari Pers di era digital bukanlah sekadar seremonial, tetapi momentum untuk menegaskan kembali komitmen pers terhadap kebenaran, keadilan, dan kepentingan publik.
Di tengah perubahan zaman, pers harus mampu bertransformasi dan beradaptasi, sehingga tetap relevan dan berkontribusi bagi masyarakat dan negara.
Selamat Memperingati Hari Pers 9 Februari 2025. @bib