KOTA BATU , TargetNews.id – Pengusaha yang sukses memang berjibun, tapi yang menjadi Corporate Mystic (Mistikus Korporat atau Sufi Perusahaan) dan sangat langka layaknya sebutir serbuk emas diantara timbunan pasir. Dan dia diantara yang langka itu adalah nama besar Ir.Edy Antoro (EA). Kisah perjalanan panjang seorang Edi Antoro, pengabdi Agrowisata akhirnya membuahkan pengakuan tertinggi dari Pemerintah Pusat. Melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) berupa Anugerah Revolusi Mental Tahun 2022, dan ratusan penghargaan juga tropi yang pernah diraihnya.
“Seperti yang disampaikan Edy Antoro (EA) ketika wawancara langsung di Media Targetnews.id, Senin (14/8/2023) siang. Dari ratusan piagam dan tropi yang tertata rapi didalam kantor Edy Antoro, menjadi bukti dalam kesuksesanya. Dia sebagi pemilik Hotel Kusuma Agrowisata and Convention itu. Dia menyampaikan, bangga sudah bisa meraih penghargaan derajat yang paling tinggi dari Kementerian Kemenko PMK ,untuk Anugerah Revolusi Mental (ARM) sebagai Tokoh Penggerak Ekonomi Kerakyatan dari kemenko PMK Prof.Dr. Muhadjir Effendy,” ungkapnya.
“Penghargaan yang cukup luar biasa ini, sehingga apa yang kita praktikkan dengan ikhlas dan tulus membantu sesama, menurutnya, ke depan kita harus menerima tantangan ini untuk lebih baik lagi bekerja berkarya. Karena yang dia lakukan selama ini, ternyata tidak saja merubah mindset tapi juga mental.Sehingga kota Batu dan masyarakatnya kini bisa merasakan manfaat sesungguhnya dari potensi yang dimiliki daerahnya.
“Diceritakan Edy Antoro, karena di awal Tahun 1993, kota Batu masih masuk bagian dari Kabupaten Malang hanya sebagai salah satu Kecamatan yang ada di Kota Batu. Dan melihat dari potensi yang dimiliki Kecamatan Batu, maka ditetapkan sebagai kota administratif. Dengan berjalanya waktu, dan pada 17 Oktober 2001, akhirnya Batu, ditetapkan sebagai Kota otonom terpisah dari Kabupaten Malang,” urai EA.
Berlanjut, seiring ini kota Batu menjadi kota pariwisata terkemuka dengan daya tarik agrowisata yang begitu kuat, salah satu Hotel Kusuma Agrowisata and Convention dengan cirikhas wisata petik apelnya di awal 1993. Menjadi alternatif wisata menarik dan penuh edukasi. Sedangkan, EA, mengisahkan bagaimana ketika dia diingatkan teman-teman sesama pemilik hotel yang mengaku heran, karena Edy Antoto nekat membangun hotel di tengah tegal (kebun).
Pasalnya, hotel mereka yang ada di tengah kota saja, sulit mendapat tamu, namun store berlomba-lomba mendirikan hotel dan villa di Batu. EA mengaku, sangat bersyukur karena masyarakat Batu, khususnya petani apel kini merasakan manfaat lebih yang bisa meningkatkan taraf perekonomiannya. Edy Antoro menambahkan, Agrowisata Batu terdiri dari berbagai profesi mulai kalangan akademisi jurnalis aktivis. Keberhasilan agrowisata di kota Batu tidak bisa dipisahkan dari pelopornya seperti Edi Antoro (EA).
“Menurutnya, akhir dekade 1980 (EA) mencoba membudidayakan apel di atas lahan 1,8 hektar di daerah selatan Kota Batu tepatnya di lereng gunung Panderman. Karena pengunungan merupakan pegunungan kering belum pernah ada yang membudidayakan apel di kawasan itu, sampai-sampai dia, pernah menulis buku berjudul Republik Agro.
Masuk di tahun 2014 disebutkan, AE telah mengalami kegagalan panen selama tiga kali akhirnya, tanaman apel benar-benar berproduksi pada 1993 muncul harga justru jatuh. Dengan jatunya harga, EA akhirnya merubah sistem perdagangan ke pasar tapi, dengan membuat wisata petik apel dan ternyata jauh lebih besar. Semakin berkembang, Edi Antoro sebagai pelopor wisata petik apel menginspirasi petani untuk melakukan terobosan baru.
Berkat tangan dingin Edy Antoro, menghimbau, mengajak para petani apel,jika ada apel yang kurang bagus,agar tidak dibuang. Tapi apek tersebut bisa diproduksi berbagai makanan dan minuman seperti,dodol apel, kritik apel,cuka apel, miniman lainya. Berkat perubahan itulah,”urai Edy Antoro. Terobosan itu akhirnya berdampak positif meningkatnya kunjungan tamu di Kusuma Agrowisata Hotel and Convention.
Berjalanya waktu dengan perkembangan meningkatnya kunjungan wisatawan yang masuk di kota Batu terhitung tahun 2023 ini sudah mencapai sekira 7 juta wisatwan. Maka persiapan-persiapan yang sudah digagas dan dilakukan oleh Edy Antoro,menjadi seorang corporate Mystic,sebagai sosok perantauan spiritualitasnya dengan memberontak dendam dan sakit hati. Dan EA mentransformasikan menjadi passion dan cinta, dia merubah tanah tandus berbatuan menjadi “Republik Agro” yang hingga menjelma kesuksesan sampai saat ini.
Jurnalis Media Targetnews.id. (Heru)

TargetNews.id
Foto: Kanan, Ir.Edy Antoro dan Kiri Menteri KPMK-RI Prof.Dr.Muhadjir Effendy