Sumenep, TargetNews.id – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kembali menjadi momentum penuh makna bagi umat Islam di berbagai penjuru, termasuk di lingkungan RT 04 RW 06, Kalianget timur* Pada Minggu Malam (28/9/2025), keluarga besar Bapak Jailani dan Ibu Didin menggelar pengajian sederhana namun khidmat untuk memperingati hari lahirnya Rasulullah SAW.
Acara yang digelar di kediaman keluarga ini dihadiri oleh sanak saudara, tetangga, hingga tokoh masyarakat setempat. Meski berlangsung dalam lingkup terbatas, suasana penuh kebersamaan dan keakraban begitu terasa sejak acara dimulai.
Pengajian dimulai dengan pembacaan Surat Yasin, dipimpin oleh tokoh masyarakat setempat. Bacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibawakan oleh ustadz Gito, menggema di ruang acara, mengundang ketenangan bagi seluruh jamaah yang hadir.
Setelah itu, lantunan shalawat Nabi dikumandangkan bersama-sama, diiringi dengan tabuhan hadrah yang dari kota keris. Irama hadrah menambah kekhidmatan acara, sekaligus menggugah semangat jamaah untuk semakin mencintai Rasulullah.
Tak hanya itu, pengajian juga diisi dengan tausiyah agama oleh Ustadz Kiai A. Bajuri Rofiq, S.A.N, seorang penceramah asal Bangselok, Sumenep. Beliau dikenal sebagai ulama muda yang lugas dalam menyampaikan pesan keagamaan dengan bahasa sederhana, mudah dipahami oleh semua kalangan.
Dalam ceramahnya, Ustadz Kiai Bajuri mengangkat tema “Memperbanyak Ibadah Sholat dan Shodaqoh sebagai Wujud Cinta kepada Rasulullah”. Ia menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi bukan hanya sekadar mengenang kelahiran Rasulullah, melainkan juga momentum untuk memperbaiki kualitas ibadah.
“Kalau kita ingin meneladani Rasulullah, maka jangan cukup hanya dengan merayakan maulid. Yang lebih penting adalah meniru akhlak beliau, memperbanyak sholat, dan gemar bersedekah. Inilah bekal utama kita untuk kehidupan dunia dan akhirat,” tegasnya.
Ustadz Kiai Bajuri juga menekankan pentingnya menjaga kebersamaan dalam keluarga serta lingkungan masyarakat. Menurutnya, Maulid Nabi adalah pengingat bahwa Rasulullah hadir sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam, sehingga umat Islam harus menghadirkan rahmat itu dalam kehidupan sehari-hari.
“Rasulullah SAW adalah teladan dalam kasih sayang. Mari kita bawa semangat itu ke rumah kita masing-masing, agar keluarga kita diberkahi dan masyarakat sekitar kita hidup dalam kerukunan,” tambahnya.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh keluarga besar Jaini-Ibu Dian ini tidak hanya bernuansa religius, tetapi juga sosial. Momen pengajian menjadi wadah mempererat tali silaturahmi antarwarga yang hadir.
Sejumlah warga mengaku bersyukur karena kegiatan semacam ini terus dihidupkan di kampung mereka. Menurut mereka, peringatan Maulid Nabi tidak hanya menambah pengetahuan agama, tetapi juga menumbuhkan rasa persaudaraan.
“Acara seperti ini sangat baik. Selain memperingati kelahiran Rasulullah, kami bisa berkumpul, saling mendoakan, dan mempererat silaturahmi,” ujar salah seorang warga usai pengajian.
Keluarga besar Jaini-Ibu Dian pun berharap agar kegiatan pengajian rutin semacam ini bisa terus berjalan. “Kami berniat agar kegiatan ini tidak hanya sekali setahun. Semoga bisa lebih sering diadakan, karena manfaatnya besar, baik secara agama maupun sosial,” tutur perwakilan keluarga.
Peringatan Maulid Nabi memang sudah menjadi tradisi yang melekat kuat di tengah masyarakat Madura, termasuk di Sumenep. Tidak hanya di masjid atau musholla, pengajian kerap dilaksanakan di rumah-rumah warga. Tradisi ini menjadi cara masyarakat untuk meneladani Nabi sekaligus menjaga keberlangsungan budaya religius yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Di tengah arus modernisasi dan perubahan zaman, keberadaan kegiatan seperti ini dinilai penting untuk menjaga identitas keagamaan dan kebersamaan masyarakat. Menurut sejumlah tokoh agama, pengajian Maulid menjadi benteng moral sekaligus sarana memperkokoh iman generasi muda.
“Kalau generasi muda kita dilibatkan dalam pengajian, seperti tadi ikut hadrah dan shalawat, mereka akan merasa dekat dengan ajaran agama. Inilah yang perlu terus dijaga,” ungkap seorang tokoh masyarakat.
Acara pengajian Maulid Nabi di kediaman keluarga Jaini-Ibu Dian diakhiri dengan doa bersama. Jamaah memanjatkan doa agar keluarga, masyarakat, dan bangsa senantiasa diberikan keselamatan, keberkahan, dan ketentraman hidup.
Dengan penuh rasa syukur, keluarga besar menyampaikan terima kasih kepada seluruh undangan yang hadir dan ikut memeriahkan acara. Mereka berharap, semangat Maulid ini dapat menjadi inspirasi untuk lebih rajin beribadah dan peduli sesama.
“Semoga pengajian ini membawa keberkahan bagi keluarga kami, tetangga, dan seluruh masyarakat. Yang terpenting, kami ingin menjadikan Maulid Nabi sebagai pengingat agar kita semua semakin dekat dengan Allah SWT dan Rasulullah,” ungkap perwakilan keluarga menutup rangkaian acara.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar keluarga besar Jaini-Ibu Dian menjadi bukti nyata bahwa kegiatan religius tidak harus mewah untuk memberi makna mendalam. Dengan suasana sederhana namun penuh kekhidmatan, kegiatan ini menghidupkan nilai-nilai spiritual, kebersamaan, serta meneguhkan teladan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari(skw)