Filosofi tradisi mengayuh becak dalam pengajuan pernikahan di Kumdam XV Pattimura yaitu sebuah bentuk perjuangan seorang suami yang menjadi kepala rumah tangga.
Laki laki yang mengayuh sepeda melambangkan suami sebagai kepala rumah tangga yang harus bekerja lebih keras untuk memutar roda kehidupan rumah tangga dalam memenuhi nafkah lahir maupun batin.
Perempuan yang duduk berada didepan becak dengan atapnya adalah bentuk pengorbanan suami demi keluarga ( isteri ) yang rela berkorban dengan kepanasan , kehujanan tapi tetap bekerja mengayuh sepeda demi menjalankan bahtera rumah tangga.
“Biarkan Beta yang bekerja keras dan menjadi SOMBAR asalkan isteri beta tetap teduh dan bahagia”
Filosofi ini menggambarkan bahwa dalam tubuh seorang prajurit TNI tetap mengutamakan keluarga ( isteri ) walaupun dengan berbagai tugas yang mereka emban.
RvL~09.red