Brebes,Jateng.Targetnews.id-Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas SDM sangat ditentukan oleh status gizi yang baik. Dan di pengaruhi oleh faktor konsumsi pangan, daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, pola asuh, ketersediaan pangan, keamanan pangan, faktor sosial ekonomi, budaya dan politik.
Hal tersebut disampaikan Asisten Sekda bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Brebes Drs Khaerul Abidin MM saat membuka Sosialisasi Di seminasi Program Keluarga Siaga Dukung Kesehatan, Siap Hadapi Masa Depan (SIGAP) di Hotel Dedy Jaya Brebes, Selasa (19/11/2024).
Kata Khaerul, masalah kesehatan dan gizi ada di setiap siklus kehidupan manusia. Sejak bayi, balita, anak remaja, usia produktif, ibu hamil, hingga lansia. Buruknya kebersihan, malnutrisi dan penyakit menular dapat menyebabkan kematian bayi dan balita. Kematian bayi dan balita menjadi indikator kesehatan dan semua bisa dicegah.
Intervensi terpadu yang dimulai sejak lahir, termasuk air bersih, nutrisi dan imunisasi dapat melindungi bayi dan balita dari penyakit yang dapat menyebabkan kematian,” kata Khaerul.
Untuk mendukung hal tersebut Pemerintah Indonesia mengupayakan peningkatan cakupan imunisasi, pengetahuan gizi bagi anak baduta (bawah dua tahun) dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Program lain berupa cakupan imunisasi dasar lengkap, imunisasi baduta lengkap, imunisasi antigen baru pcv2 (mencegah pneumonia), imunisasi antigen baru rotavirus (mencegah diare) dan imunisasi anak sekolah.
Leader Program SIGAP Ardi Prastowo menjelaskan, program SIGAP untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku orang tua yang memiliki bayi usia di bawah usia dua tahun (Baduta). Perubahan perilaku itu berupa Imunisasi rutin lengkap, cuci tangan pakai sabun, makanan bergizi dan cemilan sehat.
Sejauh ini, ada kecenderungan gagal paham seperti kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti habis imunisasi badan anak jadi panas, padahal itu tanda badanya sedang bekerja,” tutur Ardi.
Ada juga kendala factor lupa imunisasi karena buku KIA nya dititipkan di kader, dan juga pandangan neneknya yang tidak mengimunisasikan cucunya karena berpandangan tidak diimunisasi tidak sakit. Cuci tangan pakai sabun juga sudah menurun pasca Covid-19. Seperti makan cukup dengan kobokan, banyak salah kaprah yang harus diluruskan agar mendapatkan perubahan perilaku pada orang tua.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Ineke Tri Sulistyowaty mendukung implementasi program SIGAP di Kabupaten Brebes dan berharap ada tindak lanjut berupa pelatihan dari para kader untuk membimbing orang melakukan Langkah-langkah perubahan perilaku.
Ini sebetulnya suatu hal-hal praktis yang harus diterapkan mulai dari keluarga, sehingga dengan program SIGAP, pihaknya sangat menaruh harapan yang besar semoga di Kabupaten Brebes ini diterapkan dengan baik dan nanti akan terus direplikasi,” pungkas Ineke.
Hadir mengikuti kegiatan tersebut beberapa kepala OPD, para Camat dan para Kepala Puskesmas se Kabupaten Brebes.(Fauzi/Hms)