Home / Artikel / BERITA UTAMA / DAERAH / NEWS / Olahraga / PENDIDIKAN / Tag / Uncategorized

Minggu, 8 September 2024 - 19:10 WIB

Masyarakat hatinya hidup karena selalu mengenang leluhurnya

 

Maulid Nabi dan Khaul Tradisi ke 37 Makbaroh Darussalam Dukuh Wanagopa desa Kreman Kecamatan Warureja Kabupaten Tegal (08/09/2024) ,diiringi Majlis Sholawat Al Munsyid Tegal .

Pengajian dan Khaul dihadiri Kepala Desa Kreman Wahyono serta perangkat desa , tokoh Agama , tokoh masyarakat
Serta ratusan pengunjung dari luar desa dan masyarakat setempat.

Kepala Desa Kreman Wahyono
Dalam sambutannya mengatakan khususnya kepada masyarakat dukuh Wanagopa untuk Pamdes Wanagopa secara bertahap dari tahun 2021 sampai dengan sekarang masih belum maksimal khusus di wanagopa timur sudah menghabiskan dana 185 juta itupun belum maksimal ditambah tahun 2025 nanti 100 juta lagi jadi total ada 285 juta kurang lebih ini juga saya sampaikan kepada jenengan masyarakat Wanagopa biar transparansi dimanfaatkan panjenengan agar bisa dinikmati khususnya air bersih.
Saya tidak ingin mengalami kegagalan di tahun 2021 tentang pembangunan Pamdes di dukuh Wanagopa .

Tahun depan pakai PT yang mengukur sampai uji Lab air layak konsumsi atau tidak nanti hasilnya ada.
Kepada pengurus Pamdes Khususnya , kades minta warga masyarakatnya dengan baik karena itu kebutuhan pokok yang harus segera dimanfaatkan dinikmati warga masyarakat kami .
Saya tunjuk panjenengan melalui musyawarah bukan kepentingan saya pribadi , Alhamdulillah panjenengan diberi kesempatan untuk mengelola perusahaan desa yaitu Pamdes di Wanagopa ” pungkas Wahyono.

Baca juga  Polsek Sebangau Kuala Mensosialisasikan Himbauan Melarang Membakar Hutan.

Sebagai penceramah Khaul Tradisi KH.Budi Harjono dari Semarang.saat diwawancarai awak media ini mengatakan:
Kita selalu mengungkapkan bahwa metafora hidup itu seperti pohon dalam bahasa Arabnya syajaroh , hidup ini sejarah relasi antara pohon dan akar dan itu saling kontribusi digambarkan metafora gampang dicernakan orang .

Pelaksanaan khaul hari ini ” sangat Nusantara banget karena perbedaan dengan orang luar , mereka terputus dari yang sudah tiada ,yang sudah tiada dianggap tak ada padahal tak ada bagi bola mata kepala tapi bagi mata hati ada (riil). Dan itu mustahil hilang karena hati punya kinerja namanya mengenang , tanda hati hidup mengenang . Tanda masyarakat hatinya hidup karena selalu mengenang ” tutur Kyai Budi Harjono.

Lebih lanjut dikatakan”jasat itu mengenang masuk ke hati seperti nostalgia peradaban , siapapun kalau temanya khaul dari luar kota datang seperti lebaran mudik

Masyarakat tentu kami memandang masyarakat itu sudah selesai, mereka hidup bertahan menuruti peraturan, mereka tinggal mengisi keasyikan .
Memang masalah ada tapi ketenangan bukan terletak tanpa masalah tapi kecerdasan mengatasi masalah sebagaimana yang dimiliki oleh Rasulullah Saw dan dicontohkan langsung oleh Rasulullah.

Baca juga  Bhabinkamtibmas Desa Tumbang Nusa Bripka Diasa Darsono memberikan Himbauan untuk menggunakan produk Usaha mikro,kecil & menengah (UMKM).

Kelahiran Nabi Muhammad Saw adalah kenikmatan terbesar karena itu dipercikkan ke setiap orang .
Laqad jaakum rasulum min anfusikum
Rasulullah samudra didalam setiap diri percikannya apa itu?
azizun ‘alaihi maa anittum harisun ‘alaikum bil mu’minina Ra ufur rahim
Jadi Aziz itu orang yang mau menanggung derita pihak lain , yang ke dua haris itu orang hanya senang atas kebahagiaan orang lain.” Tutur Kyai Budi.

Selanjutnya dikatakan bahwa, Sunah yang jumlahnya 77 lebih itu dibagi 2 Aziz sama Haris , kalau orang larut melahirkan sesuatu terpercik tadi dilahirkan didalam peradapan kampung ya sudah kita ikut larut dalam samudra
Cinta semesta Rasulullah.
Jadi maulud itu tidak hanya soal memperingati tapi lahirkan percikan tadi didalam peradaban, Maulid dilahirke dizohirke ditunjukkan dibuktikan jadi indah . Terhadap alam juga begitu kita lihat misal pohon layu kita berusaha menyirami, orang yatim disantuni dan sebagainya “jelas kyai

Ceramah kyai bervariasi ternyata dilatarbelakangi ilmu dakwa , “bagaimana orang harus , ibarat masakan itu orkestra rasa kalau musik orkestra Nada kalau kebun orkestra tumbuhan kalau manusia orkestra cinta. Cinta itukan campuran adonan
Bukan hanya seneng tapi disana ada rindu ada sendu ada riang this is Of Love ” pungkasnya.
Fauzi

Share :

Baca Juga

Artikel

Eks Napiter Ikuti Pilkada Serentak

Uncategorized

Jaga Kamtibmas di Pasar Kahayan, Patmor Samapta Polresta Lakukan Ini

BERITA UTAMA

Cegah Penyebaran Penyakit Mulut Dan Kuku, Babinsa Koramil Doko Cek Hewan Ternak Milik Warga Binaannya

BERITA UTAMA

TANGKAL RADIKALISME, POLRES GRESIK GELAR LAT PRA OPS BINA WASPADA SEMERU 2023

Artikel

Iwan Pesan Atlet Tebar Kebaikan

Artikel

Polsek Maliku Melaksanakan Kryd di Wilayah Hukumnya Ciptakan Kamtibmas yang Kondusif

BERITA UTAMA

13 Anak Ikut Parade Tasmi Al Qur’an SD Mutu Tegal

BERITA UTAMA

KontraS Sumut Mengecam Keras Tindakan Penyiksaan Oleh Enam Oknum TNI terhadap Terduga Pelaku Pencurian