Gresik, TargetNews.id Polemik Seragam Mahal di MAN 1 Gresik Jawa Timur Cukup menarik untuk ditelusuri dalam menguak Bisnis Kotor di Dunia Pendidikan.
Pungutan setiap PPDB dan harga seragam yang mahal di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Gresik, Jawa Timur, pernah menjadi perbincangan viral setiap tahunnya.
Sayangnya, permasalahan ini bukan hanya terjadi di satu Madrasah saja, tetapi juga terungkap dari beberapa sumber bahwa bisnis kotor semacam ini ternyata terjadi di banyak di MA, MtsN Maupun MIN di Kabupaten Gresik. .
MAN 1 Gresik, pernah heboh dengan biaya masuk sebelum calon siswa diterima pada tahun lalu, Yakni untuk calon siswa perempuan ditarik Rp2.650.000 dan siswa laki-laki diminta membayar sebesar Rp2.350.000. Dengan rincian Rp. 1.400.000 untuk operasional di sekolah dan sisanya untuk pengadaan seragam siswa.
Permasalahan harga seragam ini ternyata bukanlah hal baru, karena beberapa guru (yang namanya dirahasiakan) mengungkapkan bahwa fenomena harga seragam yang mahal ini sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya.
Banyak asumsi mengalir deras, Dugaan disertai bukti banyak diperoleh Awak media yang mensinyalir seluruh kain seragam ini dikirim dalam bentuk gelondongan oleh pihak (dirahasiakan) yang kemudian pihak sekolah diberikan kebebasan untuk menaikkan harga seragam tersebut, terutama untuk mengatasi biaya potong kain.
“Sekolah masih dibebani memotong kain sesuai kebutuhan para siswa. Makanya ada perbedaan harga di setiap sekolah, karena biaya potongnya juga beda-beda,” ungkap seorang sumber internal yang identitasnya dirahasiakan.
Seorang guru juga mengungkapkan bahwa sebenarnya tidak ada kewajiban dari Madrasah untuk menjual kain seragam kepada siswa baru.
Namun, para Kepala Madrasah takut kain seragam tersebut tidak laku, sehingga akhirnya mereka berusaha agar kain seragam tersebut terbeli oleh siswa baru.
“Akhirnya muncul intimidasi, jika membeli di luar, warna kainnya tidak sama,” ucapnya.
Hebatnya lagi, MAN 1 Gresik ternyata melayani tiga jenis kain seragam, yaitu seragam khas sekolah, batik, dan almamater, meskipun di setiap sekolah warna kainnya berbeda-beda.
Dugaan muncul, MAN 1 Gresik setiap PPDB Fokus untuk mencari keuntungan dari pengadaan seragam ini, sehingga harga seragam dipatok dengan harga yang tidak sewajarnya.
“Kalau benar Madrasah membantu pengadaan seragam, harganya pasti dibuat sewajarnya. Bukan dipatok sampai dua kali lipat seperti saat ini,” ucapnya.
Pengamat Pendidikan yang juga aktivis Jubir Rakyat, Hubert Hendri banyak mendengar informasi dari guru dan komite sekolah bahwa praktik seragam mahal ini sudah berlangsung lama, dan masiv.
“Kepala Madrasah kadang-kadang merasa terjebak karena takut kehilangan posisi jika tidak menaati kebijakan dari atas,” Ungkap Hendri.
Meskipun MAN 1 pernah mengelak bahwa pengadaan seragam dilakukan oleh koperasi sekolah, namun realitanya kain seragam dikirim dari Pihak (dirahasiakan) dan tidak ada yang membeli sendiri di Pasaran umum.
Hendri pun menuding pengadaan seragam ini sudah berlangsung setiap tahun lalu.
“Menurut saya ini sudah jadi bisnis orang-orang Madrasah, Kami harus segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait tentang adanya pelanggaran didalamnya,” tegas Hendri.
Kalaupun ini ada dugaan dari pihak Kemenag, Kepala sekolah tidak berani menolak kebijakan karena ingin mengamankan posisinya
Yang terjadi, Madrasah hanya diperalat untuk menyalurkan dan menjadi pihak penjual ke siswa baru.
Kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Gresik, Muhari sampai berita ini ditayangkan tidak bisa dihubungi, berkali-kali di kirim pesan whatsapp terkesan diacuhkan. Reed