SURABAYA, TargetNews.id – Program pemerintah di bidang pendidikan rupanya belum menyentuh semua anak. Buktinya, seorang remaja di Gubeng jaya Surabaya , Elzein Bayu Arafah (12) harus putus sekolah karena alasan biaya.
Bayu Salah satu anak dari keluarga miskin,
Anak ke 2 dari 4 bersaudara tinggal di rumah warisan berukuran 3 x 4 meter, berdomisili di Jl. Tanah merah Sleep buntu b nomor 1A Surabaya, Sedangkan Kartu keluarga masih beralamat di Gubeng jaya 6 no 13, RT 13, RW 02 Surabaya.
Bocah ini tidak bisa melanjutkan sekolah SD meski sebenarnya memiliki semangat belajar yang tinggi.
Didatangi rumahnya, oleh Tim investigasi targetnews.id dan ketua Yayasan Sohibul Yatim , Jumat (21/07/2023), sempat menangis saat mengungkapkan keinginannya untuk bisa tetap bersekolah.
“Sempat sekolah kelas 1 karena keadaan ekonomi dan keadaan berpindah-pindah akhirnya terputus di tengah jalan. Tidak ada biaya, karena orang tua tidak punya biaya,” ujar Bayu sambil menangis.
Bayu ini menguraikan,Setiap kali melihat anak-anak seusianya berangkat atau pulang sekolah, Bayu mengaku sering menangis sendiri.
“Saya ingin seperti mereka bisa sekolah lagi,” katanya lirih.
Bayu tidak bisa memaksa orang tuanya untuk mencari uang lebih keras lagi.
Ibunya Bayu, Ayugrina mengaku sangat sedih melihat anaknya tidak bisa bersekolah. Menurutnya, tidak mungkin penghasilan dari ayahnya yang bekerja serabutan bisa mencukupi biaya sekolah.
“Kalau saya punya barang berharga pasti sudah saya jual untuk menyekolahkan anak saya,” ucap ibunya terbata-bata sambil mengusap air matanya.
Selama ini, tambah ibunya Bayu, dia tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah. Baik program Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan Pemkot Surabaya dan Dinas Sosial.
Hingga berita ini ditayangkan, berharap kepada pihak kelurahan dan dinas terkait agar bisa mengerti, merespon dan menindaklanjuti. (Anil)