TARGETNEWS.ID Kamis, 11 Januari 2024. Prosesi akad nikah berlangsung di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.
Prosesi tersebut dihadiri oleh Sultan Hassanal Bolkiah, kerabat, dan tamu undangan. Perayaan pernikahan Pangeran Mateen dan Anisha Rosnah berlangsung selama 10 hari yang dimulai dengan Majlis Istiadat Bersuruh Diraja atau lamaran kerajaan pada 7 Januari 2024.
Ada beberapa momen yang mencuri atensi di prosesi pernikahan pasangan ini. Simak enam faktanya seperti rangkuman yang dikutip dari berbagai sumber berikut ini.
1. Datang Naik Rolls Royce
Pangeran berusia 32 tahun ini tiba di masjid tempat akad nikah dengan menggunakan mobil Rolls Royce hitam. Ia terlihat memasuki masjid, lalu duduk dan mengucapkan janji nikah.
Setelah itu, pria kelahiran 10 Agustus 1991 tersebut terlihat bersalaman dengan keluarganya. Ia juga menghampiri sang ayah dan mencium tangannya.
2. Busana Nuansa Putih
Di hari bahagiannya, Pangeran Mateen terlihat mengenakan pakaian berwana putih dengan benang perak. Atasan tersebut dipadukan dengan penutup kepala warna senada. Ia duduk di hadapan penghulu mengucapkan ijab qabul dengan lancar, meski raut wajahnya terlihat tegang.
3. Ijab Kabul dan Mahar
Pangeran Mateen mengucap ijab kabul dengan satu tarikan napas. “Saya terima nikahnya Dayang Anisha Rosnah binti Adam dengan maharnya 1.000 Ringgit tunai,” ucapnya. Mahar tersebut bila dirupiahkan setara Rp11,7 juta.
4. Duduk di Kasur Namat
Pesona Pangeran Mateen saat Akad Nikah
Melalui tayangan RTB News di Youtube, Pangeran Mateen duduk di atas tikar khusus yang disebut “Kasur Namat” yang diapit dengan empat lilin upacara yang disebut ‘Dian Empat” di setiap sudut.
Dikutip dari The National, Jumat (12/1/2024), di dalam masjid, Pangeran Mateen duduk di atas gelaran khusus yang disebut Kasur Namat, diapit oleh empat lilin upacara yang disebut Dian Empat, lapor harian berbahasa Inggris Borneo Bulletin.
Dikutip dari laman adat-istiadat.gov.bn, Kasur Namat adalah dua instrumen keagungan yang disatukan, yaitu Kasur adalah matras yang terbuat dari kain kuning berbentuk khusus yang dianggap sebagai alas tempat duduk kediaman Sultan atau alas tempat duduk pesta Kerajaan dalam upacara tertentu seperti Upacara Pernikahan Kerajaan.
Dibawa ke dalam upacara oleh Awang-Awang yang mengenakan pakaian upacara untuk diletakkan di depan Patarana atau di tempat yang telah ditentukan. Sedangkan Namat adalah tikar yang berbentuk khusus, dilapisi dengan sutra kuning dengan pinggiran emas yang memiliki sulaman tertentu.
5. Tembakan Meriam
Penghormatan 17 tembakan meriam menandai berakhirnya upacara tersebut. Pangeran Mateen naik mobil keluar dari masjid dengan sebuah mobil mewah dan melambai kepada penonton yang sedang menunggunya.
6. Digelar di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien, Brunei
Dalam foto yang diambil pada 1 April 2019 ini, sepasang pengantin baru berfoto di Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien di Bandar Seri Begawan, Brunei.
, nama Masjid Sultan Omar Ali Saifuddien (SOAS) diambil dari nama pembangunnya, Sultan Omar Ali Saifuddien III. Ia adalah ayah dari Sultan Hassanal Bolkiah sekaligus Sultan ke-28 Brunei.
Pembangunan masjid agungnya memakan waktu selama empat tahun dan akhirnya rampung pada 1958. Desainnya sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal di India.
Hanya bahan terbaik yang digunakan dalam konstruksi masjid yang berlokasi di Lambak Kanan BS8711, Brunei ini. Beberapa bahan yang menghiasi masjid mulai dari granit Shanghai dan marmer Italia, lampu gantung kaca patri dan kristal dari Inggris, karpet halus dari Arab Saudi dan kubah berlapis daun emas.
Desainnya menggabungkan sentuhan asli lokal, seperti pilar mirip tali yang mengingatkan kita pada “kalat” (tali tebal) Brunei dan replika mahligai (tongkang kerajaan) Brunei abad ke-16 di kolam pantulan di luar masjid.
masjid ini dikelilingi oleh laguna buatan yang berfungsi sebagai kolam pemantul, mencerminkan kubah emasnya yang berkilauan.
Karena ini adalah Brunei, interiornya hampir sama mewahnya dengan eksteriornya. Ada penggunaan mosaik kaca berjumlah 3,5 juta keping yang dilapisi daun emas asli menutupi kubah utama. Menara masjid setinggi 52 meter menjadikannya bangunan tertinggi di pusat Bandar Sri Begawan.