Home / Artikel / BERITA UTAMA / HUKRIM / INVESTIGASI

Rabu, 28 Februari 2024 - 16:46 WIB

Rembug Stunting Kabupaten Trenggalek, BKKBN Jatim Dorong Keterlibatan Semua Unsur Masyarakat

Rembug Stunting Kabupaten Trenggalek, BKKBN Jatim Dorong Keterlibatan Semua Unsur Masyarakat

Rembug Stunting Kabupaten Trenggalek, BKKBN Jatim Dorong Keterlibatan Semua Unsur Masyarakat

 

Mendukung Penyusunan Rencana Kerja Daerah (RKPD) Kabupaten Trenggalek menyelenggarakan Rembug Stunting, Selasa (27/02/24) di Agropark, Ngantru, Trenggalek. Pertemuan yang dibuka Asisten Pemerintahan dan Kesra, dr, Saeroni, MM, RS ini dihadiri Tenaga Ahli Ditjen Bangda Kementrian Dalam Negeri Regional Jatim, Ketua DPRD, Sekda Kab, OPD, Camat, Kepala Puskesmas hingga Kepala Desa se-Trenggalek.

Kepala BKKBN Jawa Timur, Dra. Maria Ernawati, MM hadir sebagai pembicara, secara spesifik memaparkan Strategi Percepatan Penurunan Stunting yang telah di Jawa Timur.

Maria Ernawati menyebut, untuk memerdekakan anak dari stunting, yang paling utama adalah bagaimana upaya pencegahannya. Melalui pendampingan, sebagaimana langkah BKKBN yang tertuang dalam RAN PASTI yaitu membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK). Hingga saat ini di Jatim terdapat 31.243 TPK atau 93.729 anggota TPK yang terus bergerak untuk mendampingi keluarga berisiko stunting.

Baca juga  Berikan Rasa Aman, Briptu Luthfi Laksanakan PAM Sholat Tarawih

“Langkah selanjutnya adalah mengedukasi keluarga agar paham akan kesehatan, salah satunya melalui gerakan kembali posyandu. Karena stunting selain karena kurang gizi, juga akibat kurang baik dari segi kesehatan lingkungannya. Contoh, air minum yang tidak layak dan kondisi jamban yang kurang layak,” ujar Erna.

Kepala BKKBN Jatim lalu menggarisbawahi pentingnya pemeriksaan kesehatan untuk calon pengantin (catin) dan mencatat hasilnya ke aplikasi Elsimil. “Untuk para catin BKKBN ada aplikasi untuk persiapan catin dan untuk melihat sudah siapkah kondisi kesehatan mereka untuk nikah dan hamil, yaitu dengan Elsimil, Elektronik Siap Nikah dan Hamil.

Baca juga  Banyak Laporan Masyarakat Tentang Kurangnya Pelayanan UHC program pemerintah RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU

Disamping itu, Kepala BKKBN Jatim juga mendorong semua unsur dalam masyarakat bisa terlibat dan bekerja sama dalam memerdekakan anak dari stunting, dengan memberikan perhatian terutama pada keluarga yangg beresiko stunting yaitu calon pengantin, ibu hamil, pasca persalinan (nifas), serta keluarga yang punya anak balita.

Berdasarkan hasil SSGI, prevalensi stunting Kabupaten Trenggalek pada 2021 adalah 18,1% kemudian naik menjadi 19,5% pada tahun 2022. Kepala Dinkes PPKB Trenggalek, dr. Sunarto menyebut pihaknya akan fokus pada aksi konvergensi semua sektor termasuk pihak swasta agar permasalahan stunting bisa diatasi.

“Kita akan melaunching program PILUS (Piagam Lulus Stunting), yang dioptimalisasi pada TPK dengan cara mendampingi anak stunting sampai lulus, imbuhnya.bib

Share :

Baca Juga

BERITA UTAMA

Lewat Rute Ini, Satsamapta Polresta

Artikel

Artis Lula Kamal, Ulfa Bone, Calon Kepala Daerah dan DPR RI Terpilih Siap Hadiri Syukuran Prabowo-Gibran 

BERITA UTAMA

Sembari Patroli, Aipda Priyo Ajak Warga Cegah Karhutla

Artikel

Resmi Ditutup, Diklat Integrasi Bintara TNI – Polri 2024 Diharapkan Semakin Pererat Silaturahmi Para Siswa

BERITA UTAMA

Semarakan Hari Kemerdekaan RI ke-78, Polsek Rakumpit Pasang Umbul-Umbul

Artikel

Buka Sosialisasi Keimigrasian, Tito Harapkan Tranformasi Imigrasi Melalui Strategi Digitalisasi

Artikel

Babinsa Laksanakan Pendampingan Cabut Bibit Dan Penanaman Padi Kepada Petani

BERITA UTAMA

PRAJURIT PASMAR 3 KEMBALI TOREHKAN PRESTASI DI MAHAPALUS RUNNING COMPETITION