Surakarta – Sebanyak 14 kader posyandu yang merupakan perwakilan masing-masing RW di Kelurahan Purwosari mengikuti pelatihan deteksi gangguan kesehatan mata yang diselenggarakan oleh Mahasiswa KKN Tim II Undip dari Program Studi Kedokteran.Sabtu(3/08/24).
Kegiatan ini dilaksanakan di Pendopo Kantor Kelurahan Purwosari. Dikarenakan eratnya kaitan antara produktivitas dengan gangguan penglihatan, upaya dikerahkan untuk transformasi layanan primer melalui kegiatan yang ada di Posyandu. Saat ini masyarakat telah terbiasa menggunakan gadget, mulai dari anak-anak hingga lansia sekalipun. Guna mencegah parahnya gangguan kesehatan mata yang terjadi, peran kader sangat dibutuhkan sebagai garda pertama. Harapannya perwakilan yang hadir dapat meneruskan ilmunya kepada kader lain di masing-masing RW nya untuk nanti dapat dilaksanakan programnya di posyandu.
Kegiatan pelatihan deteksi gangguan mata ini dibagi menjadi beberapa sesi kegiatan. Sebelum sesi pemaparan materi, para kader dibagikan modul yang telah dibuat mahasiswa KKN yang berisi materi yang akan disampaikan. Modul dapat dibaca oleh kader sembari menunggu acara dimulai dan juga memperjelas saat materi disampaikan. Tiga materi utama yang disampaikan adalah pemeriksaan tajam penglihatan, pemeriksaan lapang pandang, dan skrining katarak.
Masing-masing pemeriksaan dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan langsung dilanjutkan demonstrasi oleh pemateri yang merupakan mahasiswa KKN Tim II Undip dari Prodi Kedokteran.
Pemeriksaan tajam penglihatan dijelaskan menggunakan alat Snellen yang telah disiapkan di depan kader, pemeriksaan lapang pandang dengan teknik konfrontasi juga dijelaskan dan didemonstrasikan menggunakan kursi dan sesederhana mungkin. Untuk skirining katarak, mahasiswa KKN Tim II Undip membuat alat baru yang berupa kartu dengan gambaran beberapa jenis katarak, yang pemeriksaannya dilakukan menggunakan penlight yang juga telah disiapkan oleh pemateri. Inovasi alat ini di berikan kepada perwakilan kader untuk dapat digunakan di posyandunya masing-masing. Hasil pemeriksaan dibuat sesederhana mungkin, dengan harapan kader bisa mengetahui mana yang normal dan mana yang tidak normal. Ketidaknormalan yang dijumpai dapat segera dilanjutkan untuk dikirim ke puskesmas atau klinik untuk bertemu dokter. Dengan begitu, keparahan penyakit mata bahkan kebutaan dapat dicegah.
Setelah pemaparan materi, beberapa perwakilan kader melakukan praktik cara pemeriksaan sebagai pelaksanaan pelatihan. Meski terhalang keterbatasan waktu sehingga tidak semua kader dapat mempraktikkan, antusiasme yang besar tetap terlihat. Dikarenakan baru pertama kali dilaksanakan, tentu tidak mudah bagi mereka untuk dapat langsung paham sepenuhnya, namun Mahasiswa KKN Tim II Undip sebagai penyelanggara berharap kegiatan ini menjadi awal terciptanya kegiatan baru di posyandu RW untuk lebih memperbanyak jenis pelayanan dan membantu masyarakat untuk menjaga kesehatan mata. Dengan begitu, konsekuensi kehilangan produktivitas atau kesulitan ekonomi akibat gangguan penglihatan yang diderita, baik di lingkup kecil seperti keluarga atau lingkup lebih besar seperti kelurahan dan kecamatan dapat berkurang. Output berupa modul juga dapat di bawa pulang untuk dapat dipelajari lagi lebih dalam bersama kader posyandu lainnya.
Fauxi