KOTA BATU, Targetnews.id – Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kota Batu, melaksanakan program rapat kordinasi kepada Himpunan Petani Pemakai Air ( HIPPA) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3.A). Hal ini dilaksanakan di Hotel Orcid, dengan progres Sosialisasi Aksi Perubahan Otomalisasi Kinerja Irigasi melalui Peri Ireg/Pemeliharaan Irigasi Bareng Bareng bersama Dinas PUPR Kota Batu, Kamis (26/10/23) mulai pagi hingga siang.
Hadir dalam rapat kordinasi HIPPA kota Batu, dihadiri langsung, Sekda Kota Batu Drs.Zadiem Effisiensi, Kadis PUPR Alfi Nurhidayat, ST, MT, dan narasumber Guru besar Tehnik Pengairan Universitas Brawijaya Prof.Dr.Ir, M, Bisri, MS,IPU dan seluruh perwakilan HIPPA yang ada di 19 Desa di kota Batu, turut memenuhi jalanya rapat kordinasi HIPPA yang digagas oleh Dinas PUPR kota Batu.
“Terkait diskusi dalam pembahasan dan sosialisasi aksi perubahan otomalisasi kinerja irigasi serta pemeliharaan irigasi yang berada di wilayah kota Batu, yang dalam tusi dan tupoksinya adalah Dinas PUPR. Maka, menurut, narasumber dari UB Malang, Prof, Dr,Ir Bisri MS, yang pertama kali harus di fix kan dulu adalah keberadaan nama lembaga atau organiasasinya, serta, susunan pengurusnya, keberadaan kantornya, dan legalitas organiasasi tersebut berbadan hukum tetap. Semisal terdaftar dalam,notaris pendirianya, juga terdaftar resmi di Kemen Hum Ham,”kata Prof,M.Bisri, pada Media Targetnews.id.
Disinggung pula oleh Prof.M.Bisri, ketika HIPPA di kota Batu ini sudah terorganisir secara faktual sesuai payung hukum, maka Pemerintah daerah melalui Sekda Bpk,Zadiem Effisiensi, HIPPA akan mudah mendapat dukungan anggaran atau bentuk lainya. Sebab,ucap M.Bisri, ketika anggaran dikucukan pada lembaga masyarakat yang berbadan hukum jelas, legal formalnya kuat, maka pertanggungjawabanya lebih mudah untuk dilaksanakan program -programnya yang diajukan pada Pemerintah daerah.
“Mengingat, HIPPA ini nanti, benar-benar terorganisir yang menjalankan visi misinya sesuai harapan para usaha tani atau petani akan kebutuhan terkait berkecukupan air dalam pertanianya. Karena hal itu, di Kota Batu Cluster-Cluster yang ada di Batu seperti, tanaman buah jeruk, apel, sayur, akan bisa meningkat. Begitu pula, ketika HIPPA ini organisasinya sudah kokoh dan fix, tidak menutup kemungkinan, kesejahteraan petani akan ada jaminan seperti halnya petani di Negara Jepang,”pungkas Guru besar Tehnik Pengairan Universitas Brawijaya Malang.
Dikesempatan yang sama, jumlah HIPPA di kota Batu ada 23 dan satu Group HIPPA, namun dari jumlah tersebut, masih ada 10 HIPPA yang sudah menerima sertifikasi. Sedangkan, wilayah yang belum masuk di HIPPA, diantaranya, kelurahan Ngaglik dan desa Sumberbrantas. Ketika ini sudah mengatongi serifikasi dan berbadan hukum, uangkap Alfi Nurhidayat, akan mempermudah memberikan tugas atau pekerjaan kepadanya.
“Karena kata Alfi Nurhidayat, terkait kondisi HIPPA di kota Batu dari sekian tahun, masih bisa dikatakan belum maksimal atau belum maksimal sekali. Maka, dalam tahun 2023 ini, keberadaan HIPPA akan saya inisiasi kembali, agar organisasi tersebut bisa berbadan hukum. Dengan kata lain, sewaktu ada kegiatan pekerjaan pengairan HIPPA bisa melakukan pekerjaan dengan sistim swakelola. Dan bila pekerjaan pengairan itu langsung bisa ditangani HIPPA akan lebih bagus dan mempunyai rasa memiliki hasilnya bagus dalam pekerjaanya,” cetus Kadis PUPR Batu.
Mengingat, kota Batu merupakan kota wisata yang berbasis pertanian, atau agro politan, maka masalah ekistensi terkait pengairan pertanian memang merupakan tanggung jawab dinas PUPR. Akan tetapi, sesuai pantauan kami, masyarakat petani ini masih kurang signifikan dalam pemanfaatan atau penggunaan air yang benar-benar bisa merata. Maka kami dinas PUPR Batu, menginisisasi untuk up pada HIPPA, agar masa kejayaan pertanian di kota Batu akan lebih maju,kuat, dan berkembang pesat,” singgung Alfi Nurhidayat.
“Disingggung Alfi Nurhidayat, keberadaan HIPPA yang ada di wilayah kota Batu, dikatakan, hal ini tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, tentu ada kolaborasi antara seluruh anggota HIPPA dan PUPR dan masyarakat untuk mendukung serta sinegitas dalam melayani,melindungi, memelihara keberadaan akan kebutuhan lancarnya suluran irigasi yang mengarah ke jalur produksi pertanian. Yang harus benar-benar memadai dan kondusif tanpa ada perselisihan di antara para petani,”tegas Dosen UMM itu.
Perlu diketahuai pula, masalah air di wilayah kota Batu ini, sangat cukup melimpah, jadi HIPPA tidak hanya stag di segmen irigasi saja, akan tetapi, keberadaan potensi air ini banyak manfaat yang bisa jadi inovasi baru. Yang dimaksud inovasi baru semisal, saluran air juga bisa untuk memenuhi kebutuhan industri. Dalam hal ini, industri pabrik tahu, tempe, atau industri produksi tenaga listrik yang bisa dimanfaatkan sesuai kapasitasnya.
“Menindaklanjuti dari usulan dan program HIPPA yang akan disampaikan pada Pemerintah kota Batu melalui dinas PUPR sebagai pengapunya. Hal itu, perlu difahami dan disadari pada para pengguna air irigasi agar tidak saling menggunakan mesin penyedot air. Karena bila hal tersebut dilakukan dibeberapa titik tertentu sebagai pintu air untuk membagi ke saluran irigasi, maka neraca-necara air yang mestinya rata, maka akan mengalami kekurangan air sesuai jaduwal yang sudah diatur.
” Maka, dengan adanya rapat kordinasi kepada HIPPA yang di wakili oleh seluruh Pemdes di 19 desa di kota Batu. Untuk target tahun 2024 mendatang, akan dilakukan upaya-upaya pengadaan program normalisasi irigasi yang bagus,lancar, berkelanjutan, sesuai arahan dari Sekda kota Batu Bpk.Zadiem Effisiensi. Dan beliau langsung mendengar dan melihat langsung maksud dan tujuan HIPPA saat ini. Semoga dukungan dari atasan Walikota dan Sekda juga DPRD, menjadi kunci terwujudnya program kerja yang ditunjang oleh anggaran yang lancar,” pungkas Alfi Nurhidayat.
Pewarta : (Wanto)