Mempawah – TargetNews.id Viral di media sosial, video rekaman CCTV yang dibagikan akun Mempawah Kabari memperlihatkan insiden mengenaskan: seorang sopir truk dikeroyok secara brutal oleh sekelompok pengantri solar di SPBU Nomor 63.783.01 Sungai Bakau Besar Laut, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Sabtu (17/5/2025). Aksi main hakim sendiri ini kembali mencoreng wajah pelayanan publik yang seharusnya menjamin rasa aman bagi masyarakat.
Korban, berinisial ZL, merupakan sopir dari komunitas BKP (Budak Kelapa Pantura). Ia jadi bulan-bulanan massa hanya karena adu mulut dalam antrean BBM bersubsidi. Tak ada mediasi, tak ada aparat—yang terjadi justru pemukulan brutal hingga korban mengalami hidung berdarah, gigi depan patah, serta nyeri parah di punggung dan perut.
Mirisnya, SPBU tersebut bukan pertama kali memicu konflik. Warga menyebut tempat itu sebagai “zona rawan” karena lemahnya manajemen dan nyaris nihil pengawasan. Antrian BBM bersubsidi kerap berubah jadi arena kekerasan, dan kali ini nyaris menelan nyawa.
Perkara ini telah dilaporkan ke Polsek Sungai Pinyuh melalui STTP/16/V/2025/Polsek Sungai Pinyuh. Namun hingga berita ini diterbitkan, status pelaku masih “dalam lidik” dan belum ada penetapan tersangka.
“Mohon pihak Polsek dan Polres Mempawah segera ambil sikap. Ini bukan kali pertama, dan masyarakat sudah cukup sabar. Kalau hukum mandul, kepercayaan rakyat pun runtuh,” tegas Reni, saksi sekaligus rekan korban.
Lebih mengherankan, ketika dikonfirmasi oleh jurnalis targetnews.id, Kapolsek Sungai Pinyuh AKP Rismanto Ginting memilih bungkam. Tidak ada satu pun pernyataan resmi disampaikan hingga naskah ini diturunkan.
Komunitas sopir mendesak penegakan hukum yang cepat dan nyata. Negara tidak boleh tunduk pada aksi premanisme berjubah antrean solar. SPBU bukan medan laga — ini soal keadilan, dan nyawa!
(Reni)