Pontianak, Kalimantan Barat TargetNews.id Tabir hitam dugaan praktik mafia solar di Kalimantan Barat kembali terkuak. Seorang sopir truk trailer, Zulmi, menjadi korban pengeroyokan brutal di SPBU 6378301, bakau besar laut, Kabupaten Mempawah, setelah mempertanyakan antrean mencurigakan truk-truk tangki yang diduga milik jaringan ilegal penyedot solar subsidi.
Kejadian itu terjadi pada Sabtu sore, 17 Mei 2025, sekitar pukul 16.00 WIB. Zulmi, yang hanya bermaksud mengisi BBM jenis solar subsidi secara sah, justru harus pulang dengan gigi rontok, hidung berdarah, dan tubuh penuh luka memar.
“Saya hanya tanya kenapa truk-truk itu enggak antre. Tapi malah saya yang dihajar. Gigi copot, muka babak belur,” ujar Zulmi saat ditemui wartawan targetnews.id, Selasa (20/5), di Pontianak.
Zulmi tak tinggal diam. Ia melaporkan kejadian tersebut ke Polres Mempawah keesokan harinya dengan nomor laporan LP/B/33/V/2025/SPKT/Polres Mempawah/Polda Kalbar. Laporan diterima oleh penyidik Bripka Bambang Sumantri.
Namun, insiden kekerasan ini justru mengarah pada dugaan yang jauh lebih besar: penyelewengan BBM subsidi yang diduga melibatkan jaringan mafia solar. Warga sekitar mengaku sudah lama mencurigai antrean truk tangki siluman yang nyaris setiap hari terlihat mengisi solar di SPBU tersebut.
“Itu bukan truk-truk perusahaan resmi. Kami yakin solar subsidi itu diselewengkan. Sudah lama kami lihat,” ujar salah satu warga yang meminta namanya dirahasiakan demi keselamatan.
Sejumlah indikasi pun menguat. Truk-truk modifikasi dengan tangki tambahan mengular panjang di SPBU, sementara warga dan sopir sah harus mengantre atau malah tak kebagian BBM.
Kasus Zulmi membuka peluang besar untuk mengungkap dugaan keterlibatan oknum pengelola SPBU, calo BBM, bahkan kemungkinan keterlibatan aparat atau pegawai perusahaan energi. Masyarakat mendesak Pertamina, BPH Migas, dan aparat penegak hukum untuk turun tangan melakukan audit menyeluruh.
“Ini bukan sekadar perkelahian. Ini skandal solar subsidi. Negara dirugikan, rakyat kecil jadi korban,” tegas Zulmi.
Hingga berita ini diturunkan, manajemen SPBU 6378301 bungkam, dan pihak kepolisian belum merilis perkembangan penyelidikan terkait pengeroyokan maupun dugaan tindak pidana migas. Aroma pembiaran pun mulai tercium.
Tim redaksi targetnews.id masih berupaya menghubungi pihak-pihak terkait, termasuk pengelola SPBU dan perwakilan Pertamina. Bersama korban dan masyarakat, kami akan terus mengawal kasus ini hingga ke akarnya. Mafia solar tidak boleh dibiarkan tumbuh subur di atas penderitaan rakyat dan kerugian negara.(reni)